Musim Mas
Language
Search Menu
Tanggal Perkembangan
Mei 2015 Laporan Aidenvironment and Laporan Forest Heroes yang mendokumentasikan deforestasi dan pembukaan di Lahan Gambut- termasuk pembukaan lahan di habitat gajah Sumatera yang hampir punah yang dilakukan oleh Astra Agro Lestari (AAL), dengan perusahaan induk Jardine Matheson.

Temuan utama Aidenvironment adalah sebagai berikut:

  • AAL melakukan penanaman di Lahan Gambut , lebih dari 200 titik api ditemukan di Perkebunan dan menguras Lahan Gambut di Kalimantan Selatan
  • Melakukan perambahan habitat gajah di Aceh
  • Melakukan deforestasi di Kalimantan Barat dan Sulawesi Tengah
  • Sengketa lahan dengan masyarakat sekitar dan masyarakat adat di Sumatera
Mei – Juni 2015 Sebagai salah satu pemasok prioritas, kami melakukan pendekatan secara ekstensif dengan AAL dalam diskusi isu keberlanjutan.

Kami telah mengadakan beberapa pertemuan dengan manajemen AAL untuk memperkenalkan komitmen keberlanjutan, yang mana telah banyak diterapkan oleh pemain kelapa sawit dan kami juga telah mendiskusikan kerangka kerja AAL dimana mereka harus mempertimbangkan isu-isu keberlanjutan.

Juni 2015 Astra Agro Lestari, segera mengumumkan moratorium pembukaan lahan.
September 2015 AAL mempublikasikan Kebijakan Keberlanjutan termasuk didalamnya Kebijakan NDPE (No Deforestation, No Peat, No Exploitation).
Maret 2016 Kami mengadakan loka karya dengan pemasok prioritas termasuk AAL, yang berlokasi di Medan dengan tujuan utama untuk memperkenalkan kebijakan keberlanjutan Musim Mas.

Di loka karya, kami menekankan pentingnya menerapkan praktek pertanian keberlanjutan terbaik.

Juli 2016 AAL meningkatkan penerapan Kebijakan Keberlanjutannya dengan menunjuk Consortium Resource Experts (CORE) untuk memberikan dukungan teknis guna memastikan bahwa Kebijakan tersebut dapat diterapkan secara efektif.
Juni 2017 AAL mempublikasikan update laporan perkembangan keberlanj;utan periode Mei 2016 sampai April 2017. Penerapan kebijakannya, meliputi aktifitas utama sebagai berikut:

  • Pendekatan dengan Pemangku Kepentingan yang berkaitan untuk memastikan pemahaman kebijakan dan implikasinya;
  • Transparansi Rantai Pasokan dan studi penelusuran rantai pasokan minyak sawit mentah dan inti sawit AAL;
  • Pengembangan pemahaman level resiko pabrik dan Perkebunan serta prioritas keterlibatan pemasok; dan
  • Terdapat kemajuan dalam penyelesaian masalah dengan masyarakat, terutama dengan penduduk asli Jambi, Orang Rimba. Tahap awal erja ini terutama berfokus pada pembentukan pemahaman dasar yang jelas tentang operasi AAL, yang memungkinkan prioritas kegiatan dalam fase untuk diikuti.
Juli 2017 Kami terus melakukan pendekatan dengan AAL dan mereka mengkonfirmasi bahwa moratorium pada Juli 2015 mengenai pengembangan dilahan baru masih tetap dilanjutkan.

Mereka juga menegaskan kembali komitmen untuk melanjutkan inisiatif keberlanjutan dan akan mempublikasikan 3 tahun rancangan kerja pada kuarter akhir tahun 2017.

Desember 2017 Kebijakan Keberlanjutan AAL telah dipublikasikan sejak akhir bulan Desember 2017.

Mereka juga mempublikasikan Laporan Perkembangan untuk bulan Mei – September 2017, yang melaporkan masalah HCV dan HCS yang sedang ditangani. AAL juga membentuk kolaborasi 60 Masyarakat Peduli Api (MPA) sejak bulan Juni 2017.

Pada pemasok pihak ketiga, ketelusuran AAL sampai ke pabrik mencapai 100%. Isu Orang Rimba sedang ditangani dengan proses pendekatan terhadap berbagai pemangku kepentingan.

Rencana kerja tiga tahun dan papan pedoman keberlanjutan baru akan dipublikasikan pada kuartal pertama tahun 2018.

Laporan perkembangannya dapat dilihat di sini.

Januari 2018 AAL mengumumkan finalisasi rencana aksi 3 tahun.

Penelusuran sampai ke pabrik mencapai 100% dan penelusuran sampai ke Perkebunan mencapai 73%.

Mereka terus menjalankan Orang Rimba Special Program, bekerjasama dengan CORE, WARSI dan PT SAL pada tahun 2017 untuk menyelesaikan masalah dan tantangan, terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan dan mata pencaharian 217 keluarga yang terdiri dari 5 kelompok dan 12 anak kelompok.

Majilis Peduli Api kemudian dikembangkan sampai 70 desa. Program penjangkauan Petani dilaksanakan berdasarkan kebutuhan, laporannya dapat ditemukan di sini.

Berdasarkan perkembangan di atas, kami melihat kasus ini telah diselesaikan