Musim Mas
Language
Tanggal Perkembangan
September 2016 27 September 2016:

Laporan Greenpeace yang berjudul “A Deadly Trade-off

  1. Laporan tersebut menuduh adanya deforestasi, pengembangan gambut, dan kebakaran tidak terkendali di PT Arrtu Energie Resources, Ketapang, Kalimantan Barat antara 2011 hingga 2015.
  2. Laporan tersebut menuduh adanya penggundulan Hutan primer , eksploitasi pekerja (masalah hak asasi manusia) dan kegagalan untuk mengikuti proses FPIC yang tepat di PT Tandan Sawita Papua, Jayapura, Papua.
  3. Laporan tersebut menuduh adanya deforestasi dan kegagalan untuk mengikuti proses Padiatapa di PT Varia Mitra Andalan, Sorong Selatan, Papua Barat.

Greenpeace juga menanyakan tentang “Konfirmasi Hubungan Perdagangan” dengan perusahaan-perusahaan berikut: ANJ, Bumitama, Daewoo, High Eagle, Felda, Goodhope, Korindo, Noble, Olam, Pacific Interlink, Salim (Indofood / Gunta Samba / Gunta Jaya) dan TH Plantations

Desember 2016 Kami merespon Greenpeace untuk mengklarifikasi terkait hubungan dagang. Di dalam kebijakan keberlanjutan, kami mengharuskan proses pendekatan aktif dan menerapkan kebijakan controlled purchase yang memerlukan pemantauan aktif pada perkembangan pemasok. Kami akan melakukan pendekatan dengan pemasok dan mengulas rancangan kerjanya.

Kedepannya, kami akan menjangkau pendekatan multi-stakeholder yang mencakup semua pemangku kepentingan untuk memperluas pengaruh kami.

Kami tidak memiliki hubungan langsung dengan perusahaan Eagle High Plantations seperti yang disebutkan dalam laporan di atas, tetapi kami membeli dari salah satu PKS yang berada dibawah naungan Eagle High Plantations dan telah terkait di satu batch pada bulan Desember 2016.

Januari 2017 Kami mengirimkan surat melalui anak perusahaan kami, Megasurya Mas, untuk menanyakan pandangan mereka terhadap Eagle High Plantations mengenai laporan tersebut dan langkah yang akan diambil untuk mengatasi masalah yang diangkat dalam laporan.
April 2017 Di bulan Januari 2016, Eagle High mengumumkan kebijakan keberlanjutan yang baru dan berkomitmen untuk menangani isu-isu keberlanjutan.

Eagle High bekerjasama dengan badan sertifikasi RSPO dan berkomitmen untuk menyelesaikan rencana pemberian kompensasi HCV yang membutuhkan Analisis Perubahan Penggunaan Lahan terhadap semua 28 perkebunannya.

Tidak ada penanaman baru yang dilakukan selama dua tahun terakhir.

Juni 2017 Kami bertemu dengan tim manajemen Eagle High dan memaparkan ulang Kebijakan Keberlanjutan kami. Kami akan melanjutkan rancangan kerja keberlanjutan kami bersama Eagle High.
Desember 2017 Eagle High telah mempertahankan moratorium penanaman baru; PT Varia Mitra Andalan di Papua belum dikembangkan.

Mereka melakukan hal tersebut sebagai inisiatif keberlanjutan di Papua mengenai High Carbon Stock dan rantai pasokannya dengan mitra industri.

Eagle Hight telah mengumpulkan Analisis Perubahan Lahan (Land Use Change Analysis/LUCA) untuk 10 dari 28 perkebunannya pada bulan September 2017.

Dua sertifikat ISPO telah diperoleh oleh PT Jaya Mandiri Sukses dan PT Pesona Lintas Surasejat.

Eagle High sedang terlibat dalam proyek konservasi Orangutan di Ketapang.

Februari 2019 Federal Land Development Authority (FELDA) berencana untuk keluar dari kepemilikannya atas Eagle High.
Maret 2019 Eagle High mengumumkan sertifikasi RSPO pertamanya dan kemajuan dalam inisiatif keberlanjutannya. Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca di sini.

Berdasarkan perkembangan di atas, kami melihat kasus ini telah diselesaikan.