Musim Mas
Language
Tanggal Perkembangan
Mei 2017 10 Mei 2017:

Chain Reaction Research (CRR) menerbitkan sebuah artikel yang berjudul, “The Chain: Felda Global Ventures Allegedly Defying Government of Indonesia Peatland Laws, Company Disagrees. Artikel tersebut menjelaskan bagaimana Citra Niaga Perkasa (CNP) membuka 240 hektar hutan Bernilai Konservasi Tinggi (HCV) di lahan gambut dengan kedalaman lebih dari tiga meter.

Juli 2017 Greenpeace menerbitkan laporan, “Palm Oil Alert”. Greenpeace mempublikasikan sebuah pengumuman mengenai Felda/FGV dan mengulang kembali dugaan bahwa Felda/FGV telah melakukan pembukaan di Lahan Gambut , hutan dan memiliki masalah sosial dengan para pekerja migran.

Buletin tersebut melaporkan bahwa FGV telah membuka 880 hektar lahan gambut NKT yang teridentifikasi di dua konsesi di Kalimantan Barat: Citra Niaga Perkasa (CNP) dan Temila Agro Abadi (TAA).

Agustus 2017 Felda mengumumkan Kebijakan Keberlanjutan Perusahaan yang telah dikembangkan dan berkomitmen terhadap hal-hal di bawah ini:

  1. Tidak melakukan deforestasi di wilayah Bernilai Konservasi dan Karbon Tinggi (HCV, HCS), dan di Lahan Gambut terlepas dari kedalamannya;
  2. Mengadopsi praktek pengelolaan terbaik di Lahan Gambut yang ada; dan berusaha untuk merehabilitasi semua Lahan Gambut yang telah ditanam, diatas tanggal 25 Agustus 2016 (sesuai dengan panduan rehabilitasi RSPO, dan berkonsultasi dengan Badan Restorasi Gambut Indonesia);
  3. Menghentikan semua pengembangan di Lahan Gambut tanpa memperhatikan tanggal akuisisi lahan meskipun telah mendapat persetujuan NPP RSPO sebelumnya.

Felda telah menghentikan semua pengembangan lahan baru di PT Temila Agro Abadi (PT TAA) dan PT Citra Niaga Perkasa (PT CNP) sejak tanggal 25 April 2017. Permasalahan muncul kembali ketika dilakukan pengembangan selama dua minggu pada bulan Mei 2017 oleh PT TAA sejak masalah tersebut diselesaikan. Dengan peningkatan Kebijakan Keberlanjutan Perusahaannya, Felda telah mengumumkan pengembangan di PT TAA dan PT CNP akan di hentikan secara permanen.

Mereka juga akan melakukan pendekatan dengan masyarakat lokal dan merumuskan program-program untuk mengatasi masalah mereka.

September 2017 Panel Komplain RSPO akan meninjau kembali laporan independen Felda sebelum melakukan investigasi dilapangan.
Januari 2018 Felda mempublikasikan perkembangan inisiasi keberlanjutannya:

  1. Delapa pabrik mendapatkan sertifikat RSPO
  2. Berkonsultasi dengan Badan Restorasi Gambut (BRG) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengenai restorsi gambut dan bekerja sama dengan RSPO untuk melakukan investigasi independen mengenai dugaan pembukaan lahan di Kalimantan.
  3. Mengumumkan rencana utama pengelolaan Lahan Gambut tentatif.
  4. Felda juga melakukan verifikasi independen atas konflik masyarakat di PT Temila Agri Abadi (PT TAA).

Dokumen lengkapnya dapat diakses di sini.

April 2018 FGV mengumumkan perkembangan terbarunya mengenai kepatuhan sosial dan prakarsa hak asasi manusia yang berkaitan dengan dugaan Wall Street Journal (WSJ), dalam keterlibatannya dengan gambut dan pendekatan High Carbon Stock (HCS).

Dokumen ini berisi daftar semua tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi dugaan dan batas waktu.

Laporan tersebut dapat ditemukan di sini.

Mei 2018 Musim Mas melakukan follow-up dengan FGV, agar menanggapi masalah tenaga kerja dan gambut mereka.
Oktober 2019 12 Oktober 2019:

Mighty Earth RRR20  menduga adanya deforestasi yang dilakukan oleh Citra Niaga Perkasa (CNP) dengan estimasi empat hektar pada periode 22 Mei – 21 Agustus 2019.

Kami menghubungi FGV setelah dugaan di Mighty Earth RRR20 diangkat.
FGV mengklarifikasi bahwa lokasi pembukaan lahan yang terdapat dalam laporan merupakan lahan milik masyarakat setempat. Pembukaan lahan tersebut telah dilakukan oleh pemilik lahan sejak Juni 2019 untuk penanaman padi.

FGV Kalimantan (PT. CNP & PT. TAA) telah memberlakukan “stop-work order” dari bulan Mei 2017 dan sejak itu FGV Kalimantan belum melakukan pembukaan lahan kecuali untuk pemeliharaan jalan, saluran air dan batasan selokan.