Musim Mas
Language
Search Menu

The relevant RSPO case trackers which are related to:

  • Wall Street Journal article can be found here.
Tanggal Perkembangan
Juli 2015 Wall Street Journal (WSJ) mempublikasikan sebuah artikel yang berjudul, , “Palm Oil Migrant Workers tell of abuses on Malaysian Plantation”, yang menyorot dugaan eksploitasi hak asasi manusia dan pekerja.
Kami menerapkan ‘controlled purchase’ pada Juli 2015 dan kami melanjutkan memonitor perkembangan komplain dengan RSPO.
Agustus 2015 FGV membentuk tim respon keberlanjutan untuk mengetahui kritikan yang diangkat oleh pemangku kepentingan. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan merujuk pada website untuk mengetahui perkembangan terkini.
Oktober 2015 Kasus WSJ juga telah dimasukkan ke dalam Panel Pengaduan RSPO. Kasus tersebut dapat ditemukan di sini.

Sebagai anggota RSPO, kami menghormati prosedur Pengaduan RSPO dan kami akan bertindak sesuai dengan keputusan yang dinyatakan oleh Panel Pengaduan RSPO.

Maret 2016 FGV menerbitkan laporan verifikasi sosial atas operasionya.
Juli 2016 FGV mempublikasikan rencana kerja mereka untuk kembali melakukan sertifikasi pabrik, dengan mengikuti temuan komplain WSJ dan verifikasi audit ASI. Kami meninjau kembali hubungan perdagangan dengan FGV dan rencana kerjanya.

Kami memutuskan untuk melanjutkan hubungan dagang dengan FGV setelah mempertimbangkan komitmen mereka untuk menerbitkan rencana aksi.

Agustus 2016 Kami mengadakan meeting dengan manajemen FGV mengenai pilihan keberlanjutan dan mengajukan kunjungan ke pabrik mereka.

Kami menghubungi Greenpeace via email dan menginformasikan bahwa kami telah menerapkan controlled purchase sejak Oktober 2015 – Mei 2016 dan telah mulai membeli lagi pada Mei 2016 – November 2016.

Januari 2017 FGV mempublikasikan laporan perkembangan lebih lanjut mengenai inisiatif keberlanjutannya.
Februari 2017 FGV bersama dengan TFT mempublikasikan laporan transformasi.
Mei 2017 Panel Pengaduan RSPO akan meninjau rencana aksi terhadap komplain WSJ.
Oktober 2017 FGV mempublikasikan update implementasi Rencana Aksinya.
April 2018 FGV mengumumkan perkembangan terbarunya mengenai kepatuhan sosial dan prakarsa hak asasi manusia yang berkaitan dengan dugaan Wall Street Journal (WSJ), dalam keterlibatannya dengan gambut dan pendekatan High Carbon Stock (HCS).

Dokumen tersebut mencantumkan semua tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi dugaan tersebut beserta garis waktunya.

Laporan tersebut dapat ditemukan di sini.

Mei 2018 Musim Mas melakukan follow-up dengan FGV, agar menanggapi masalah tenaga kerja dan gambut mereka.
FGV mempublikasikan sebuah pernyataan yang menegaskan pendiriannya terhadap komitmen keberlanjutan.
November 2018 Panel Pengaduan RSPO merilis pengumuman publik mengenai keputusannya atas kasus tersebut di sini.  Keputusan telah dibuat untuk Badan Sertifikasi untuk menangguhkan sertifikat P&C FGV untuk Kilang Sawit Serting dan basis pasokannya, dan penangguhan hanya akan dicabut setelah FGV telah memenuhi arahan Panel Pengaduan dalam surat tersebut.

FGV menerbitkan pernyataan tentang surat keputusan RSPO di sini, menegaskan kepatuhan mereka terhadap semua Prinsip dan Kriteria RSPO dengan mengambil langkah-langkah untuk segera mengatasi semua masalah yang diangkat.

Desember 2018 Pada tanggal 07 Desember, Felda menerbitkan surat kepada semua mitra bisnisnya, untuk menegaskan kembali komitmennya kepada RSPO dan mengumumkan program transformasi yang telah dikembangkan untuk memulihkan integritas operasionalnya.

Pada tanggal 14 Desember, FGV menerbitkan laporan mengenai kemajuan Serting Estates yang menjadi subjek investigasi RSPO.

Maret 2019 RSPO menyetujui permintaan perpanjangan periode penyerahan rencana aksi Felda.
Juni 2019 Grant & Eisenhofer ESG institute mengirim petisi yang berjudul, “Grant & Eisenhofer ESG Institute Petitions US Government to Block Importation of Palm Oil Produced by FGV Holdings Berhad in Malaysia, Based on Evidence of Child and Forced Labor Practices” kepada US Customs and Border Protection (CBP) untuk melarang import minyak sawit yang diproduksi oleh FGV dikarenakan tersebar luasnya bukti kerja paksa dan praktik pekerja anak ilegal di dalam perkebunan mereka.

24 Juni 2019:

Grant & Eisenhofer ESG Institute sent a petition titled, “Grant & Eisenhofer ESG Institute Petitions US Government to Block Importation of Palm Oil Produced by FGV Holdings Berhad in Malaysia, Based on Evidence of Child and Forced Labor Practices” to US Customs and Border Protection (CBP) for a ban on importation of palm oil produced by FGV due to widespread evidence of forced labour and illegal child labour practices within their plantations.

26 Juni 2019:

FGV menerbitkan tanggapan terhadap petisi Grant & Eisenhofer di situs web mereka pada tanggal 26 Juni 2019. FGV menekankan bahwa masalah yang diangkat dalam petisi adalah sejak 2015 dan bahwa mereka telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki ketidakpatuhan yang diangkat. Tanggapan tersebut mencakup Laporan Perkembangan Triwulanan dari implementasi Rencana Aksi.

Juli 2019 Kami mengadakan pertemuan fisik pada 19 Juli 2019 di kantor pusat FGV dengan Head of Sustainability Engagement FGV dan timnya.

Hal yang didiskusikan mengenai petisi Grant & Eisenhofer dan rencana aksi FGV serta progres kemajuan implementasi dan juga inisiatif lain yang rencananya akan diambil oleh FGV untuk memastikan semua rencana aksi dilaksanakan secara progresif.

Agustus 2019 05 Agustus 2019:

RSPO menerbitkan surat untuk mengumumkan keputusan Panel Pengaduan untuk mencabut penangguhan di Kompleks Serting FGV karena FGV telah memenuhi persyaratan utama yang ditetapkan oleh Panel Pengaduan.

RSPO menutup kasus ini pada 05 Agustus 2019.

FGV juga menerbitkan pernyataan di situs web mereka tentang keputusan RSPO untuk mencabut penangguhan di Kompleks Serting mereka. Pernyataan oleh FGV dapat ditemukan di sini.

15 Agustus 2019:

Petisi International Labor Rights Forum (ILRF), Rainforest Action Network and SumOfUs yang berjudul, “NGOs Call on US Customs to Block Import of Forced Labour Palm Oil”.

LSM mengajukan petisi kepada CBP AS untuk larangan impor minyak sawit yang diproduksi oleh FGV karena masalah ketenagakerjaan dan hak asasi manusia dan mengajak merek-merek global untuk memutus hubungan dengan FGV.

FGV telah merilis tanggapan mereka terhadap petisi terbaru oleh ILRF, RAN dan SumOfUs kepada US CBP pada 19 Agustus 2019. Respons mereka dapat ditemukan di sini.
September 2019 Kami menerima pernyataan dari CEO Grup FGV tertanggal 17 September 2019 yang menegaskan kembali komitmen mereka untuk menegakkan hak asasi manusia dan standar perburuhan internasional di seluruh operasi mereka. Surat itu dapat ditemukan di sini.

FGV, bersama dengan Procter & Gamble (P&G) akan melakukan kolaborasi jangka panjang dengan kelompok masyarakat sipil internasional untuk meningkatkan standar perburuhan dan hak asasi manusia. P&G merilis pernyataan tentang dukungan mereka untuk proyek di situs web mereka dan pernyataan mereka dapat ditemukan di sini.

Januari 2020 Kami memperhatikan surat dari Panel Pengaduan RSPO (CP) tanggal 13 Januari 2020 dan penangguhan sertifikat P&C RSPO  Kilang Sawit Serting. Kami juga memperhatikan bahwa FGV mempublikasikan jawabannya di sini.

Kilang Sawit Serting telah dimasukkan dalam Protokol Pembelian Terkendali Musim Mas pada 21 Januari 2020, dan FGV telah diberikan informasi.

Sesuai dengan CPP kami, kami menunda proses RSPO, dan akan cermat mengikuti perkembangan kasus ini.

Panel Pengaduan RSPO (CP) menerbitkan surat keputusan (tanggal 13 Januari 2020) tentang ketidakpatuhan dengan Keputusan Panel Pengaduan sebelumnya. Surat itu dapat ditemukan di sini.

Setelah pencabutan bersyarat penangguhan Kilang Sawit Serting dan basis pasokan FGV pada Agustus 2019, Badan Sertifikasi (BS) diinstruksikan untuk melakukan audit verifikasi pada enam unit FGV yang berbeda. Hasil audit ditemukan tidak memuaskan, dan ketidakpatuhan dicatat.

Sekretariat RSPO diharuskan menginstruksikan BS untuk menangguhkan kembali sertifikat P&C FGV untuk Kilang Sawit Serting dan basis pasokannya, dan untuk menangguhkan semua proses sertifikasi untuk unit manajemen yang tidak bersertifikat dalam FGV, efektif 13 Januari 2020. Pengangkatan suspensi bersyarat setelah implementasi FGV yang memuaskan atas keputusan CP.

34 unit bersertifikasi RSPO lainnya yang dikelola oleh FGV tetap tersertifikasi.

RSPO menerbitkan pernyataan tentang keputusan CP tentang FGV Holdings di sini.

April 2020 Pada April, FGV mengajukan Surat Banding ke Panel Pengaduan, yang menyatakan bahwa banding diajukan dalam waktu 60 hari kerja, sesuai dengan Prosedur RSPO di Bagian 14.2.1.1.

Surat banding tersebut menyoroti tiga poin utama, yang dapat anda rujuk di sini:

  • keadaan dari mana banding ini muncul;
  • masalah yang timbul dalam banding FGV; dan
  • pertentangan dan argumen yang diajukan oleh FGV dan alasannya.

Di dalamnya, mereka menyatakan bahwa keputusan untuk menangguhkan kembali Kompleks Pabrik Serting tidak jelas, dan RSPO perlu mempertimbangkan bahwa pekerjaan dan upaya mereka untuk menerapkan pengukuran dan tindakan korektif membutuhkan waktu. FGV berpendapat bahwa beberapa ketidakpatuhan yang diidentifikasi ditemukan di kompleks yang belum siap untuk diaudit. Mereka juga menyatakan bahwa mereka telah menjaga transparansi penuh setiap saat, dan telah menerbitkan laporan kemajuan mereka ke RSPO seperti yang diminta, namun beberapa arahan tertunda karena pembatasan COVID-19.

Juni 2020 Panel Pengaduan RSPO menanggapi Surat Banding FGV tertanggal 03 April 2020. Surat tersebut menginformasikan FGV bahwa banding terbatas pada Keputusan Panel Pengaduan sebagaimana didefinisikan dalam Bagian 2.8. Putusan Panel Pengaduan disampaikan pada 28 Desember 2018, dan dengan demikian surat banding dari FGV tidak dapat diterima.

RSPO juga memberikan persetujuan kepada FGV untuk menyerahkan tenggat waktu yang diperbarui bagi beberapa arahan kegiatan yang tertunda sebagai dampak pandemi, dalam waktu 30 hari sejak surat tersebut. Hal ini mengingat imbauan FGV sebelumnya yang menyatakan bahwa pandemi Covid-19 telah mempengaruhi pelaksanaan Putusan Panel Pengaduan.

Juli 2020

 

FGV menyampaikan rencana aksi mereka tertanggal 03 Juli 2020, yang dapat dirujuk di sini.

FGV juga menyerahkan tenggat waktu terbaru atas arahan kegiatan yang terkena dampak pandemi Covid-19 ke RSPO untuk ditinjau. Dua kegiatan yang diindikasikan FGV terpengaruh adalah:

  1. Regularisasi pekerja di Sabah – tanggal penyelesaian yang diharapkan pada akhir Desember 2020
  2. Perumahan baru untuk pekerja – perkiraan tanggal penyelesaian pada akhir Desember 2020
Agustus 2020 Investigation & Monitoring Unit (IMU) mempresentasikan pembaruan pemantauan pasca-pengaduan ke Panel Pengaduan.
September 2020 US Customs and Border Protection (CBP) mengeluarkan “Withhold Release Order” pada minyak sawit dan produk sawit yang dibuat oleh FGV pada 30 September 2020, menyusul pengaduan yang diajukan oleh koalisi LSM pada tahun 2019.

Pada hari yang sama, kelompok nirlaba yang bermarkas di AS, Fair Labor Association (FLA), merilis laporan perkembangan tentang FGV, yang menunjukkan kemajuan nyata dan tonggak pencapaian yang terperinci. Laporan kemajuan dapat ditemukan di sini.

Oktober 2020 FGV mengeluarkan pernyataan baru tentang langkah-langkah yang diambil sejak 2015 untuk memperbaiki masalah dan lebih meningkatkan praktik ketenagakerjaan dalam operasi mereka. Pernyataan terbaru tentang klarifikasi terkait CBP’s Withhold Release Order (WRO) dapat ditemukan di sini.

Sebagai bagian dari komitmen mereka untuk memenuhi hak pekerja atas perumahan yang layak, FGV menginvestasikan RM350 juta selama tiga tahun terakhir, untuk membangun dan meningkatkan fasilitas perumahan bagi pekerja perkebunannya, yang dapat dirujuk di sini. FGV juga merinci komitmen mereka untuk menghormati hak anak dan hak mereka atas pendidikan dengan mengambil inisiatif untuk menginvestasikan RM5 juta dengan mendirikan 11 Community Learning Centers (CLC) di Sabah. Pernyataan tersebut dapat dilihat di sini.

Desember 2020 FGV merilis pernyataan lain pada bulan Desember yang memperbarui langkah-langkahnya untuk mengatasi Withhold Release Order (WRO) yang dikeluarkan oleh CBP AS. Pernyataan tersebut dapat dilihat di sini.

FGV terus menunjukkan komitmen mereka untuk menghormati hak asasi manusia dan menjunjung tinggi standar ketenagakerjaan. Pada bulan Desember, mereka merilis pernyataan untuk menyatakan bahwa mereka akan mengalokasikan RM5,6 juta per tahun untuk fasilitas kesehatan bagi 28.000 pekerja migrannya, dalam upaya untuk memastikan semua karyawan di perkebunannya memiliki akses ke hak kesehatan. Mereka juga berkomitmen untuk memastikan bahwa semua pekerja yang kontraknya telah selesai diberikan perjalanan pulang yang aman, dengan biaya kepulangan mereka ditanggung oleh FGV, pernyataan tersebut dapat ditemukan di sini.

Januari 2021 Saat ini, pengaduan tersebut sedang menunggu update audit verifikasi dari Unit Investigasi & Monitoring (IMU) sejak September 2020. Kami memantau kasus di FGV dengan sangat ketat.