Musim Mas
Language
Search Menu

Pelacakan kasus RSPO yang relevan dengan artikel:

  • Chain Reaction Research (CRR) dapat dilihat di sini.
Tanggal Perkembangan
April 2017 18 April 2017:

Chain Reaction Research (CRR) mempublikasikan sebuah artikel yang berjudul, “The Chain: EXCLUSIVE – FGV Risks Supply Chain Exclusion Over Repeat Offenses”. Artikel tersebut menduga adanya deforestasi dan pembukaan lahan gambut oleh anak perusahaan FGV, Temila Agro Abadi (TAA).

Mei 2017

 

FGV memberi respon kepada Chain Reaction Research melalui pengumuman Bursa KL.

10 Mei 2017:

Chain Reaction Research (CRR) menerbitkan artikel lain yang berjudul, “The Chain: Felda Global Ventures Allegedly Defying Government of Indonesia Peatland Laws, Company Disagrees“. Artikel tersebut menjelaskan bagaimana TAA melanjutkan pembukaan lahan gambutnya.

Juli 2017 Greenpeace menerbitkan laporan, “Palm Oil Alert”. Greenpeace menerbitkan sebuah siaran tentang FGV dan mengulang dugaan pembukaan lahan gambut FGV, hutan dan memiliki masalah sosial dengan pekerja imigran.

Laporan tersebut menyatakan pada periode 31 Desember 2015 – 22 April 2017, sebanyak 1.888 hektar hutan dan lahan gambut telah dikembangkan di TAA.

Agustus 2017 FGV mengumumkan Kebijakan Keberlanjutan yang telah ditingkatkan dan berkomitmen terhadap hal berikut ini:

  1. Tidak melakukan deforestasi di wilayah Bernilai konservasi tinggi dan bernilai karbon tinggi, dan pengembangan lahan gambut terlepas dari ukuran dan kedalaman;
  2. Menerapkan praktik manajemen terbaik di lahan gambut yang sudah ada; dan berupaya untuk merehabilitasi semua gambut yang telah ditanam, setelah 25 Agustus 2016 (sesuai dengan panduan rehabilitasi RSPO, dan berkonsultasi dengan Badan Restorasi Gambut);
  3. Menghentikan semua pengembangan lahan gambut terlepas dari tanggal akuisisi lahan atau persetujuan RSPO NPP sebelumnya.

FGV juga telah menghentikan semua pengembangan lahan di Temila Agro Abadi (TAA) dan Citra Niaga Perkasa (CNP) sejak 25 April 2017. Masalah dimulainya kembali pembangunan selama dua minggu pada Mei 2017 di TAA telah diselesaikan. Dengan penyempurnaan Kebijakan Keberlanjutan Grup, FGV telah menginformasikan bahwa pengembangan di TAA dan CNP akan dihentikan secara permanen.

Mereka juga akan melibatkan masyarakat lokal dan merumuskan program untuk mengatasi masalah mereka.

September 2017 Panel Pengaduan RSPO akan meninjau laporan independen yang ditugaskan untuk FGV sebelum memulai penyelidikan lebih lanjut di lapangan.
Januari 2018 FGV menerbitkan pembaruan kemajuan inisiatif keberlanjutannya:

  1. Delapan pabrik mencapai sertifikasi RSPO
  2. Berkonsultasi dengan Badan Restorasi Gambut (BRG) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tentang restorasi gambut dan bekerja sama dengan RSPO dalam melakukan investigasi independen terhadap dugaan pembukaan lahan gambut di Kalimantan.
  3. Mengumumkan rencana pengelolaan gambut tentatif
  4. FGV juga mencari verifikasi independen terhadap konflik masyarakat di Temila Agri Abadi (TAA).

Dokumen selengkapnya dapat diakses di sini.

April 2018 FGV mengumumkan perkembangan terbarunya mengenai kepatuhan sosial dan prakarsa hak asasi manusia yang berkaitan dengan dugaan Wall Street Journal (WSJ), dalam keterlibatannya dengan gambut dan pendekatan High Carbon Stock (HCS).

Dokumen tersebut mencantumkan semua tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi dugaan tersebut beserta garis waktunya.

Laporan tersebut dapat ditemukan di sini.

Mei 2018 Musim Mas melakukan follow-up dengan FGV, agar menanggapi masalah tenaga kerja dan gambut mereka.
Agustus 2018 FGV menerbitkan pernyataan tentang pembukaan hutan dan gambut oleh TAA di sini. Perusahaan menerapkan perintah penghentian kerja sejak April 2017.
September 2018 19 September 2019:

Greenpeace merilis laporan berjudul, “Final Countdown: Now or Never to Reform the Palm Oil Industry”. Laporan tersebut menduga bahwa TAA membuka 1.170 hektar hutan, termasuk hutan gambut antara 04 Mei 2015 – 10 April 2018.

FGV mengeluarkan tanggapan atas laporan Greenpeace (Final Countdown), serta memberikan pembaruan tentang sertifikasi RSPO mereka, masalah di Kalimantan (rencana restorasi gambut dan upaya untuk mengatasi kesejahteraan masyarakat lokal yang terkena dampak SWO), dan penilaian HCS di APL.

Oktober 2018 Mighty Earth RRR9 mempublikasikan laporan yang menduga penggunaan api dalam pengembangan lahan di Kalimantan Barat, Indonesia oleh salah satu anak perusahaan FGV, TAA.
Oktober 2019 FGV Kalimantan (PT. CNP & PT. TAA) telah memberlakukan “stop-work order” dari bulan Mei 2017 dan sejak itu FGV Kalimantan belum melakukan pembukaan lahan kecuali untuk pemeliharaan jalan, saluran air dan batasan selokan.