Musim Mas
Language
Search Menu

Bentang alam Tesso Nilo merupakan mikrokosmos dari tantangan yang dihadapi di seluruh Indonesia. Laporan diagnostik kami tentang Provinsi Riau memberikan informasi latar belakang.

Taman Nasional Tesso Nilo merupakan sebuah taman nasional di Provinsi Riau, Sumatera, Indonesia. Pemerintah Indonesia menyatakannya sebagai taman nasional dan kawasan konservasi utama (sekitar 38.000 hektar) pada Juli 2004. Kawasan ini kemudian diperluas menjadi sekitar 83.000 hektar pada Oktober 2009.

Daerah ini mengslsmi perambahan dan deforestasi. EoF menyelidiki rantai pasokan TBS yang ditanam secara ilegal di dalam atau di dekat Taman Nasional Tesso Nilo dan Koridor Harimau Bukit Batabuh, keduanya menghadapi deforestasi yang cepat.

Tanggal Perkembangan
April 2016 05 April 2016:

Eyes on the Forest (EoF) merilis laporan berjudul “No One is Safe”, yang menunjukkan 19 pabrik berpotensi menerima minyak ilegal dari dalam atau dekat taman nasional. Dari 19 pabrik, 14 pabrik terdaftar sebagai pemasok Musim Mas.

  1. PT Berlian Inti Mekar Rengal (BIM)
  2. PT Citra Riau Sarana 1
  3. PT Citra Riau Sarana 2
  4. PT Citra Riau Sarana 3
  5. PT Gembilang Sawit Lestari
  6. PT Inti Indosawit Subur Ukui 1
  7. PT Indi Indosawit Subur Ukui 2
  8. PT Makmur Andalan Sawit
  9. PT Mitra Unggul Pusaka Segati
  10. PT Peputra Supra Jaya (PSJ)
  11. PT Sumbar Andalas Kencana Muara Timpeh
  12. PT Sawakar Sawit Raya
  13. PT Tri Bakti Sarimas 1
  14. PT Tri Bakti Sarimas 2

Koalisi LSM meminta perusahaan-perusahaan Minyak Sawit besar untuk melakukan pemantauan komprehensif untuk menghentikan pembelian dari pemasok yang berlokasi di taman nasional.

Semua pemangku kepentingan (masyarakat lokal, pemerintah daerah, dll.) perlu dilibatkan dalam perencanaan perlindungan hutan. Dalam jangka panjang, rencana tersebut juga perlu memasukkan pertimbangan sosial dan lingkungan lainnya.

Kami tidak membeli TBS apa pun secara langsung dari area yang disebutkan dalam laporan. Kami melakukan pendekatan dengan 14 perusahaan / pabrik yang disebutkan dalam laporan untuk mencari klarifikasi atas tuduhan tersebut.

Mei 2016 Kami menindaklanjuti klarifikasi yang diberikan oleh pemasok dan merencanakan verifikasi lapangan di pabrik pemasok dengan konsultan pihak ketiga.
Juni 2016 Kami mengadakan pertemuan berbagai pemangku kepentingan dengan EoF, WWF, dan jurusan Kelapa Sawit lainnya di Singapura. Poin-poin utama dari pertemuan ini adalah: pemantauan pihak ketiga harus dilaksanakan untuk menghilangkan TBS ilegal dari rantai pasokan, upaya penelusuran harus mengarah pada peningkatan standar keberlanjutan, dan sebuah satuan tugas, yang dipimpin oleh pemerintah Indonesia, EoF dan WWF, akan didirikan untuk mengatasi pertanian ilegal dan masyarakat yang menanam di dalam taman.
Juli 2016 Kami mengadakan pertemuan berbagai pemangku kepentingan di Jakarta untuk menindaklanjuti pertemuan pada bulan Juni.
Agustus 2016 Satuan tugas yang melibatkan pemerintah Indonesia dan pemangku kepentingan dibentuk. Satuan tugas Tesso Nilo dipimpin oleh EoF dan WWF. Ini adalah program berbagai pemangku kepentingan yang melibatkan pejabat pemerintah, sektor swasta dan LSM yang bertujuan untuk mengidentifikasi solusi untuk masalah deforestasi di taman nasional.
November 2016
Kami menghadiri pertemuan berbagai pemangku kepentingan di Jakarta, bersama dengan pejabat dari pemerintah pusat di Indonesia.
Februari 2017 Kami tidak memiliki hubungan bisnis dengan Gemilang Sawit Lestari sejak Februari 2017.
Juni 2018 08 Juni 2018

Eyes on the Forest merilis laporan “Enough is Enough”, yang melaporkan ada 14 pemasok (terkait dengan grup pemasok yang dikenal) yang diidentifikasi oleh EoF telah membeli TBS ilegal dari Tesso Nilo dari Januari – Juni 2017. Dari 14 pemasok, dua pemasok terdaftar sebagai pemasok Musim Mas. Kedua pemasok tersebut adalah:

  1. PT Gemilang Sawit Lestari
  2. PT Makmur Andalan Sawit (MAS)