Aceh menjadi rumah bagi lima juta penduduk Indonesia yang terdiri dari lebih dari sepuluh suku. Sebanyak 87% Eksosistem Leuser, yang merupakan salah satu lanskap hutan tropis paling beragam secara biologis di dunia namun juga terancam, terletak di Provinsi Aceh.
Sejarahnya yang unik, keanekaragaman hayatinya, kedekatannya dengan kawasan lindung, dan deforestasi yang terus berlangsung yang menjadi alarm menunjukkan bahwa Aceh merupakan lanskap berisiko tinggi. Meskipun kami tidak beroperasi di Aceh, dan provinsi Aceh hanya mencakup kurang dari 10% dari basis pasokan total kami, kami menyadari pentingnya Aceh sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati dan menjalin kerja sama secara erat dengan pemangku kepentingan di Aceh untuk mendukung perubahan di lapangan.
Sejarah dan demografi Aceh yang unik memandu kami dalam menerapkan pendekatan keterlibatan Musim Mas dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini mengingat adanya perjanjian damai Aceh dengan pemerintah Indonesia pada tahun 2005, dan bencana tsunami pada tahun 2004.
Pada tahun 2020, kami meluncurkan strategi dan peta jalan lima tahun untuk Lanskap Aceh yang berisi uraian tujuan dan target penerapan Kebijakan Tanpa Deforestasi, Tanpa Gambut, dan Tanpa Eksploitasi (No Deforestation, No Peat, and No Exploitation atau NDPE).
Strategi lanskap Aceh terdiri dari tiga tujuan: Pendekatan, Jaminan, dan Pemantauan dan Tanggapan.
Ketiga tujuan ini memiliki serangkaian target terukur untuk menunjukkan perkembangannya.
Pertama, tujuan Pendekatan melibatkan penyuluhan kepada petani swadaya dan pabrik untuk menyampaikan persyaratan NDPE dan kemungkinan konsekuensi dari ketidakpatuhannya.
Tujuan Jaminan terdiri dari beberapa komponen untuk memastikan bahwa pabrik yang memasok minyak sawit mentah dan inti sawit ke Musim Mas telah memenuhi persyaratan NDPE.
Terakhir, tujuan Pemantauan dan Tanggapan mengandung elemen-elemen proaktif untuk mendeteksi dan memverifikasi deforestasi di tingkat lanskap atau yurisdiksi.
Pada tahun 2019, kami meluncurkan Laporan Kemajuan Aceh pertama kami sebagai sarana untuk mengomunikasikan berbagai proyek dan upaya yang telah kami lakukan di Provinsi Aceh.
Sejak saat itu, kami telah menerbitkan laporan tahunan tentang Aceh untuk menyampaikan informasi dan membagikan perkembangannya dengan pemangku kepentingan kami.