Pelatihan untuk Petani Kecil
Kami melatih petani kecil mandiri secara langsung di wilayah pabrik kami.
Petani kecil mandiri/swadaya merupakan petani swakelola dan tidak terikat pada perusahaan tertentu. Sehingga, mereka sering kekurangan akses terhadap praktik pertanian terkini yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas. Selain itu, mereka mungkin tidak memiliki sumber daya keuangan untuk menanam kembali pohon-pohon kelapa sawit yang sudah tua sehingga menyebabkan hasil panen yang lebih rendah.
Dampaknya adalah rendahnya profitabilitas dan standar keberlanjutan. Penelitian dari Korporasi Keuangan Internasional (IFC), yang merupakan anggota Bank Dunia, menunjukkan bahwa hasil panen petani kecil mandiri bisa mencapai 116% di bawah hasil perkebunan perusahaan di Indonesia.
Karena petani kecil bergantung pada hutan dan lingkungan untuk penghidupan mereka, maka penting untuk mendorong produksi kelapa sawit berkelanjutan untuk menjamin ketahanan dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
2015Mengembangkan Indonesian Palm Oil Development for Smallholders (IPODS), Kerjasama dengan IFC |
2017Mendirikan Extension |
2020Mendirikan Smallholders Hub |
Musim Mas telah mengembangkan dan menerapkan berbagai program untuk mengintegrasikan petani kecil mandiri ke dalam rantai pasokan minyak kelapa sawit sejak tahun 2015. Kami melibatkan para petani kecil ini dan membantu mereka dalam mengadopsi standar pertanian yang efisien sebagai perkebunan industri dengan meminta mereka menyelesaikan modul pelatihan yang mencakup praktik pertanian yang baik (GAP) dan Komitmen Tanpa Deforestasi, Tanpa Gambut, Tanpa Eksploitasi (NDPE). Program-program tersebut juga terdiri dari pelatihan agronomi, akses terhadap dukungan keuangan dan pasar global, serta pendidikan tentang persyaratan hukum.
Melalui pengalaman terbukti kami bekerja sama dengan IFC pada petani kecil mandiri, kami telah dilengkapi dan dipersiapkan dengan keahlian untuk menyempurnakan program dan kurikulum kami lebih lanjut. Pendekatan kami dalam melibatkan petani kecil dan kurikulumnya telah berkembang seiring dengan perluasan program kami, yang mencerminkan tantangan-tantangan yang diminati atau dihadapi oleh petani kecil di lapangan.
Modul kami mencerminkan Prinsip dan Kriteria (P&C) RSPO saat kami mempersiapkannya untuk sertifikasi RSPO. Modul ini mengkategorikan modul-modul program ke dalam empat pilar: Lingkungan Hidup, Manajemen Bisnis, Sosial dan Tantangan-tantangan lain yang mungkin dihadapi petani kecil dalam perjalanan mereka menuju minyak kelapa sawit berkelanjutan. Lihat laporan kami untuk rincian lebih lanjut mengenai setiap pilar.
Meningkatkan akses petani kecil mandiri terhadap pendanaan akan memberdayakan mereka menuju profitabilitas yang lebih baik, kohesi sosial, dan perlindungan lingkungan. Untuk memfasilitasi proses ini, Musim Mas mendanai kertas kerja yang dibuat oleh Singapore Institute of International Affairs (SIIA) untuk menjajaki prospek penyediaan pembiayaan ramah lingkungan kepada petani kecil mandiri.
Pendekatan keterlibatan kami telah meningkat dari tahun ke tahun melalui uji coba, pembelajaran, dan pencapaian. Saat ini, kami telah menggabungkan pendekatan kami ke dalam dua jalur utama untuk meningkatkan penghidupan petani kecil mandiri: Pelatihan untuk Petani Kecil dan Pelatihan untuk Pelatih: Smallholders Hub.
Highlights
To expand our outreach further, Musim Mas began training independent smallholders in South Sumatra even though they largely contribute to our third party suppliers, and may not supply to Musim Mas.
This was launched as Musim Mas identified a need for training among smallholders in this region.
Results
Over 500 smallholders trained, covering over 600 hectares of land.
Highlights
Our first program for independent smallholder followed a joint study by Musim Mas and the International Finance Corporation (IFC) in 2013.
Supported smallholders through a comprehensive program covering environmental management, business management, social issues and other.
Results
Over 8,000 smallholders trained, covering 15,500 hectares of land.
Highlights
Launched a collaboration with General Mills and the local government to launch a smallholders hub in July 2020.
Following Aceh Tamiang, this is our second smallholders hub.
Results
Over 70 village officers trained, approx. 400 smallholders engaged, covering over 700 hectares of land
Highlights
Launched a collaboration with Nestlé and AAK for a five-year program to train approximately 1,000 independent smallholders by establishing a smallholders hub in September 2021.
Following Aceh Tamiang and Singkil, this is our third smallholders hub.
Results
Approx 80 village officers trained, approximately 90 smallholders engaged, covering over 200 hectares of land.
Highlights
Established our first smallholder hub to reach a wider range of smallholders, where we work with district governments to train agricultural officers/ Village Extension Officers (VEOs) on a train-the-trainer approach.
Through the smallholders hub, we established a common expertise and resource exchange platform for smallholders, palm oil growers and mills, buyers, local governments, and NGOs.
Launched radar-based forest monitoring system (RADD) enables near-real-time deforestation monitoring.
Results
Over 70 village officers trained, approx. 2,300 smallholders engaged, covering over 3,700 hectares of land.