By Yos Kusuma
Minyak Sawit adalah minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi di dunia, dan dapat kita jumpai dihampir setengah dari produk kemasan yang dijual di supermarket. Sawit tumbuh di daerah tropis, yang biasanya kaya akan keanekaragaman hayati. Meskipun Minyak Sawit adalah sumber minyak nabati yang paling efisien, ekspansinya yang cepat dapat mengancam habitat penting dan sensitif di dunia. Untuk mengatasi masalah ini, semakin banyak perusahaan mulai menyadari pentingnya menelusuri Minyak Sawit ke sumber pasokan aslinya.
Anda mungkin bertanya, bagaimana ketelusuran dapat membantu kami melindungi hutan hujan tropis?
Jawabannya sederhana – jika kami dapat menelusuri Minyak Sawit dari asalnya, kami dapat mengidentifikasi sumber legal, dan juga produksi dari wilayah bebas konflik lingkungan dan sosial. Namun, rantai pasokan merupakan hal yang kompleks dan kami harus memahami kompleksitas yang ada agar kami dapat mencapai ketelusuran tersebut.
Terdapat berbagai pemain di sektor Kelapa Sawit Indonesia: pemilik Perkebunan, pemilik pabrik, perusahaan yang memiliki pabrik dan Perkebunan, dan juga perusahaan terintegrasi seperti Musim Mas yang memiliki Perkebunan, pabrik kelapa sawit, pabrik penyulingan (termasuk armada logistik rantai pasokan). Mencapai ketelusuran penuh dalam rantai pasokan “in-house” Musim Mas sudah pasti terjamin. Selain praktek manajemen terbaik di seluruh Perkebunan, pabrik kelapa sawit, dan pabrik penyulingan, kami berkomitmen untuk memproduksi Minyak Sawit yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Hal ini kami ditunjukkan dengan menjadi perusahaan Indonesia pertama yang bergabung dengan RSPO (pada tahun 2004), dan kemudian menjadi satu-satunya perusahaan minyak sawit besar yang bergabung di POIG (sejak 2015). Luas Perkebunan bersertifikat RSPO kami saat ini mencapai 139.318 hektar.
Pemasok pihak ketiga kami sedang memanen buah sawit yang matang dari pohon sawit
Komitmen ketelusuran Musim Mas kami kembangkan sampai ke pemasok pihak ketiga kami. Beberapa pemasok pihak ketiga ini mungkin memiliki pabrik dan Perkebunan tetapi ada juga yang membeli Tandan Buah Segar (TBS) dari Petani swadaya. Agar sepenuhnya sesuai dengan komitmen kami, upaya penelusuran harus diberlakukan di seluruh rantai pasokan, termasuk mengidentifikasi setiap lahan petani swadaya. Namun, produsen TBS ini tidak terikat atau tidak diwajibkan untuk menjadi bagian dari upaya penelusuran kami. Muji, agen dari daerah Sungai Lilin, Sumatera Selatan, menjelaskan bahwa “Meskipun kami memiliki hubungan baik dengan PT Bastian Olah Sawit (PT BOS, salah satu pabrik pemasok pihak ketiga Musim Mas), kami masih akan menjual buah kami ke pabrik yang menawarkan harga tertinggi setiap hari, karena kami juga perlu menutup biaya operasional dan tenaga kerja kami.”
Tim PT BOS bersama dengan staff Musim Mas
PT BOS adalah salah satu pemasok pihak ketiga Musim Mas di kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Perusahaan tersebut mengoperasikan pabrik kelapa sawit, memiliki Perkebunan sendiri, dan membeli buah dari Petani swadaya sekitar. Sebagai pemasok Musim Mas, PT BOS juga berkomitmen untuk mendukung usaha keberlanjutan. “Baru-baru ini kami membuat dan membagikan selebaran yang mengumumkan komitmen kami dalam memproduksi Minyak Sawit berkelanjutan dan penelusuran di tingkat petani,” jelas Santoso, Kepala Administrasi PT BOS. Santoso juga menambahkan bahwa pabrik mereka tidak menerima TBS yang berasal dari wilayah konservasi atau wilayah ilegal. Indah Grup, dimana PT BOS bernaung, dan Musim Mas baru-baru ini bekerjasama dengan Daemeter Indonesia dan Kelola Sendang untuk mengujicoba sistem digital yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai ketelusuran sampai ke tingkat Perkebunan, terutama untuk Petani swadaya.