Musim Mas
Language

Oleh Devane Sharma

Minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi secara global. Terdapat di lebih dari 50% produk kemasan yang ditemukan di rak supermarket. Minyak sawit dan turunannya sangat serbaguna untuk keperluan pangan, memberikan banyak manfaat, mulai dari stabilitas penyimpanan hingga aerasi. Penerapannya sangat luas, seperti biskuit hingga krim kocok nabati dan minyak goreng.

Namun banyak konsumen yang beranggapan bahwa minyak sawit berdampak buruk bagi kesehatan. Banyak klaim yang disalahartikan, dan ada pula yang tidak benar. Berikut enam kesalahpahaman paling umum mengenai minyak kelapa sawit dan kesehatan.

Kesalahpahaman 1: Minyak sawit mengandung lemak trans yang tinggi

Minyak sawit sebenarnya bebas lemak trans. Sebaliknya, produk yang dibuat menggunakan minyak nabati lain seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari mungkin mengandung lemak trans jika dihidrogenasi sebagian. Hal ini terjadi ketika mereka diproses dari bentuk cair menjadi semi padat untuk aplikasi makanan. Sebaliknya, minyak sawit berbentuk semi padat pada suhu kamar dan tidak perlu dihidrogenasi sebagian. Sifat inilah yang menjadi alasan mengapa minyak sawit begitu lazim ditemukan dalam makanan kemasan supermarket seperti biskuit dan coklat.

Kesalahpahaman 2: Minyak sawit mengandung kolesterol

Seperti minyak nabati lainnya, minyak sawit tidak mengandung kolesterol. Namun, minyak sawit mengandung sekitar 50% lemak jenuh. Lemak jenuh dapat diubah menjadi kolesterol oleh tubuh. Beberapa penelitian menemukan bahwa konsumsi minyak sawit menghasilkan LDL atau kolesterol “jahat” dalam jumlah yang sedikit lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lainnya. Namun, minyak sawit juga meningkatkan kadar HDL atau kolesterol “baik”.

Kesalahpahaman 3: Minyak sawit buruk bagi jantung

Meskipun sekitar setengah dari kandungan lemak minyak sawit merupakan lemak jenuh, kandungan lemak tersebut lebih rendah dibandingkan mentega yaitu 63% dan minyak kelapa lebih dari 80%. Seperti semua sumber lemak, minyak sawit harus dikonsumsi secukupnya sebagai bagian dari pola makan seimbang. Jika dikonsumsi dalam jumlah sedang, penelitian menemukan bahwa minyak sawit “tidak memiliki risiko tambahan terhadap penyakit kardiovaskular”.

Kesalahpahaman 4: Kelapa sawit tidak mengandung vitamin

Minyak kelapa sawit mengandung vitamin E yang tinggi, yaitu lebih dari 15 miligram per 100 gram. Selain itu, 70% Vitamin E yang ditemukan dalam minyak sawit adalah tokotrienol, suatu bentuk vitamin E yang kurang umum yang bertindak sebagai antioksidan dan menunjukkan sifat anti-inflamasi. Penelitian menunjukkan bahwa tokotrienol dapat memperlambat perkembangan demensia dan menurunkan risiko stroke, selain manfaat lain termasuk mengurangi kolesterol LDL “jahat” dan sifat anti-kanker.

Kesalahpahaman 5: Minyak Sawit merusak otak

Karena mengandung Tocotrienol Vitamin E yang tinggi, minyak sawit terbukti melindungi jaringan otak dari radikal bebas dan memperlambat perkembangan lesi otak. Turunan lain dari buah sawit, minyak inti sawit, yang berasal dari kernel atau biji buahnya, mengandung trigliserida rantai menengah (MCT). MCT juga ditemukan dalam minyak kelapa. Minyak MCT merupakan makanan super dengan banyak manfaat kesehatan, termasuk membantu tubuh memproduksi keton, sumber energi untuk otak.

Kesalahpahaman 6: Minyak sawit menyebabkan kanker

Belum ada penelitian pada manusia yang menemukan hubungan antara konsumsi minyak sawit dan kanker. Namun sebuah penelitian menunjukkan adanya hubungan antara asam palmitat dan penyebaran sel kanker pada tikus. Namun banyak dari laporan ini yang mengabaikan bahwa asam palmitat ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi pada produk susu dan daging, yaitu sekitar 50 hingga 60% dari total lemak. Sebagai perbandingan, asam palmitat menyumbang sekitar 44% dari total lemak dalam minyak sawit.

Memasak dengan minyak di luar titik asap merupakan risiko lain yang berpotensi menyebabkan karsinogen. Minyak sawit merupakan pilihan yang tepat untuk memasak, terutama untuk menggoreng, karena memiliki titik asap yang tinggi. Minyak kelapa sawit juga kaya akan karotenoid, suatu senyawa dengan kualitas anti-karsinogenik.