Oleh Chermaine Yap
Pengelolaan lanskap berkelanjutan atau Pendekatan Lanskap telah menjadi topik utama wacana kebijakan nasional dan internasional dalam beberapa tahun terakhir. Artikel ini akan menjelaskan apa itu Pendekatan Lanskap dan Yurisdiksi.
Apa itu Pendekatan Lanskap?
Pendekatan Lanskap adalah kerangka kerja manajemen holistik dan terpadu dengan memperoleh momentum melalui koordinasi tujuan penggunaan lahan berkelanjutan di wilayah subnasional atau lanskap tertentu.1 Hal ini terlihat di seluruh industri, sektor, dan tingkat pemerintah, sebagai cara yang efisien untuk mencapai transformasi yang nyata dan bertahan lama melalui respons terkoordinasi di lanskap tempat kami beroperasi.
Apa itu Lanskap sebenarnya?
Dalam ekologi, lanskap berarti wilayah yang luas dengan ekosistem yang beragam dan saling berinteraksi, seperti hutan dan sungai. Dalam konteks Musim Mas, konsep lanskap perusahaan juga mencakup pola sistem sosial seperti sistem penguasaan lahan, sistem penggunaan lahan legal, keyakinan budaya, serta penggunaan dan praktik sumber daya alam.
Bagaimanakah Praktik Pendekatan Lanskap?
Dalam praktiknya, pendekatan lanskap merupakan upaya kolaboratif di antara berbagai pihak untuk mengimplementasikan konservasi pada tingkat lanskap. Praktik ini biasanya dipimpin oleh organisasi atau lembaga utama bersama dengan mitra lain seperti LSM, pihak swasta, dan lembaga pemerintah, yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kolaborasi yang cerdas, kelompok dengan perspektif berbeda dapat mengubah tanaman minyak yang paling efisien di dunia menjadi model pembangunan berkelanjutan.
Pendekatan lanskap mewakili langkah selanjutnya di luar kerja kemamputelusuran yang ada, membangun di atas upaya yang telah dilakukan. Kerja kemamputelusuran perusahaan pada rantai pasokan pihak ketiga telah menunjukkan bahwa memverifikasi kepatuhan pihak ketiga terhadap Kebijakan Keberlanjutan Perusahaan mungkin tidak cukup. Penghentian pembelian tidak selalu memberikan hasil positif karena Tandan Buah Segar (TBS) dapat dikirim ke pabrik lain yang masih dalam jangkauan geografis. Selain itu, terdapat pelaku dari industri lain dalam lanskap yang sama, seperti produk kehutanan atau pertambangan. Kemamputelusuran saja tidak cukup mengatasi tantangan lingkungan.
Industri ini sedang melihat berbagai model lanskap untuk melestarikan lanskap besar yang bernilai ekologis dan satwa liar yang bergantung pada lanskap ini – sebuah model yang akan menggabungkan sumber daya swasta dan publik dengan pendekatan yang layak secara komersial untuk mengamankan lahan, memulihkan satwa liar, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Bagaimana Pendekatan Lanskap berkaitan dengan Pendekatan Yurisdiksi?
Salah satu contoh inisiatif industri berdasarkan prinsip lanskap adalah Pendekatan Yurisdiksi melalui Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Untuk meningkatkan upaya sertifikasi saat ini, RSPO sedang mempertimbangkan sertifikasi produksi minyak sawit berdasarkan lanskap provinsi daripada tingkat perusahaan, dengan menekankan pada Nilai Konservasi Tinggi, Stok Karbon Tinggi, dan elemen-elemen lainnya.
Tantangan Pendekatan Lanskap
Meskipun demikian, pendekatan lanskap memiliki tantangan tersendiri. Meskipun mengidentifikasi ekosistem yang membutuhkan konservasi dan melibatkan organisasi swasta adalah bagian dari pendekatan ini, tantangan sebenarnya adalah untuk merancang inisiatif yang beroperasi dalam kendala dan peluang yang ada pada lanskap. Tidak ada formula baku untuk pendekatan lanskap, karena setiap lanskap memiliki karakteristik dan tantangan tersendiri.
Sifatnya yang abstrak juga merupakan kelebihannya; seperti yang dijelaskan dengan tepat oleh Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (Centre for International Forestry Research): “Ini tentang mengatasi masalah dan menjadi cukup fleksibel, untuk beradaptasi dengan perubahan.” Untuk tujuan ini, Musim Mas akan bekerja dengan pemain minyak sawit lainnya untuk meningkatkan upaya konservasi melalui pendekatan lanskap, dan pada akhirnya berharap dapat memberikan perlindungan nyata bagi lanskap yang bernilai ekologis.
Kami baru saja memperbarui Halaman Web Lanskap kami.
Sustainable landscape management or Landscape Approach has been a major topic of national and international policy discourse in recent years. This article will explain what are Landscape and Jurisdictional Approaches.
What is Landscape Approach?
Landscape Approach is a holistic and integrated management framework gaining momentum through coordinating sustainable land use goals over a specific subnational area or landscape area.1 It is seen across the industry, sectors, and government levels as an efficient way to achieve tangible and lasting transformation through a coordinated response in the landscapes we operate in.
What is a Landscape exactly?
In ecology, landscapes mean large areas of diverse and interacting ecosystems, such as forests and rivers. In the context of Musim Mas, the Group’s concept of landscapes also includes social system patterns such as land tenure system, legal land-use systems, cultural beliefs, and natural resource use and practices.
How is Landscape Approach practiced?
In practice, a landscape approach is a collaborative effort among multiple parties to implement conservation on a landscape level. It is usually headed by a lead organization or agency, along with other partners such as NGOs, private sector players, and government agencies, working on a common goal to move forward. With smart collaborations, groups with different perspectives can turn the world’s most efficient oil crop into a model of sustainable development.
The landscape approach represents the next step beyond the existing traceability work, building upon the latter’s efforts. The Group’s traceability work on the third-party supply chain has shown that verifying third-party compliance against the Group’s Sustainability Policy may not be sufficient. A stop-purchase will not always yield positive results because Fresh Fruit Bunches (FFBs) can be sent to other mills within geographical proximity. Furthermore, there are actors from other industries within the same landscape, such as forestry products or mining. Traceability does not adequately address the environmental challenges.
The industry is looking at various landscape models for conserving large, ecologically valuable landscapes and the wildlife that depends on these landscapes – a model that will combine private and public resources with a commercially viable approach to secure land, restore wildlife and benefit people.
How does Landscape Approach relate to Jurisdictional Approach?
One example of an industry initiative based on the landscape principle is the Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO)’s Jurisdictional Approach. To scale up current certification efforts, RSPO is looking at certifying palm oil production based on provincial landscapes instead of company level, emphasizing on High Conservation Values, High Carbon Stocks, and other elements.
Challenges of Landscape Approach
Nonetheless, the landscape approach has its challenges. While identifying ecosystems in need of conservation and engaging private organizations are part of the journey, the real challenge is to devise initiatives that operate within the constraints and opportunities of the landscapes. There is no set formula for a landscape approach, as every landscape provides its own characteristics and challenges.
Its abstract nature is also its strength; as the Centre for International Forestry Research has rightly pointed out: “It is about muddling through and being flexible enough to adapt to change.” To this end, Musim Mas will work with other palm oil players to scale up conservation efforts via the landscape approach and ultimately hope to provide real protection for ecologically valuable landscapes.
We have recently revamped our Landscapes Webpage.