Musim Mas
Language
Search Menu

Oleh Devane Sharma

Dengan bertambahnya populasi dunia, permintaan akan hasil pertanian terus meningkat. Ini termasuk minyak nabati, Minyak sawit menghasilkan setidaknya 4 hingga 7 kali lebih banyak minyak per hektar dibandingkan tanaman penghasil minyak lainnya seperti kedelai, bunga matahari, dan kanola. Pertumbuhan perkebunan kelapa sawit untuk memenuhi permintaan selama setengah abad terakhir telah mengubah pola keanekaragaman hayati di seluruh hutan hujan tropis di Asia Tenggara.

Sejak didirikan pada tahun 2004, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) telah menjadi standar industri terdepan dan telah mendorong standar keberlanjutan yang lebih baik di seluruh industri minyak sawit. RSPO mewajibkan anggotanya untuk menyisihkan dan ‘mempertahankan dan/atau meningkatkan’ kawasan dengan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) dan Stok Karbon Tinggi (SKT) bersama dengan spesies langka, terancam, dan hampir punah (RTE) yang ditemukan di dalamnya (Prinsip 7; RSPO , 2018). Saat ini pemahaman tentang dampak praktik pengelolaan dan pemantauan oleh anggota RSPO terhadap konservasi keanekaragaman hayati dalam lanskap kelapa sawit masih terbatas.

Upaya Musim Mas Memahami Tren Keanekaragaman Hayati di Kawasan Konservasinya

Grup Musim Mas adalah salah satu perusahaan minyak sawit berkelanjutan dan terintegrasi terbesar di dunia, serta merupakan perusahaan sawit besar pertama di Indonesia yang bergabung dengan RSPO (pada tahun 2004). Musim Mas telah melakukan berbagai intervensi terhadap konservasi di seluruh perkebunannya di Indonesia.

Upaya konservasi Musim Mas meliputi pengelolaan hutan, restorasi penyangga riparian, dan pemantauan aktif terhadap satwa liar dan indikator lingkungan lainnya baik di dalam Kawasan NKT dan di sekitar lahan konsesi.

Dengan melampaui konservasi, perusahaan ingin menilai efektivitas intervensi untuk memastikan hal tersebut memiliki dampak positif yang diinginkan terhadap keanekaragaman hayati. Musim Mas menanamkan pemahamannya tentang keanekaragaman hayati di perkebunan, apakah rencana pengelolaan konservasinya dapat membantu mempertahankan atau meningkatkan keanekaragaman hayati, dan apakah ada cara untuk meningkatkan pemantauan dan pengelolaan.

Merancang Penilaian Keanekaragaman Hayati Musim Mas: Fokus pada keberagaman spesies burung

Musim Mas mencatat keanekaragaman burung di 14 perkebunan kelapa sawit pada area konsesinya. Total data selama 12 tahun dikumpulkan untuk dilakukan penilaian. Untuk menganalisis data secara ilmiah, Musim Mas bekerja sama dengan South East Asia Rainforest Research Partnership (SEARRP) yang berbasis di Inggris dan para ilmuwan di Universitas Oxford. Setelah itu, para peneliti mengadakan lokakarya pada Oktober 2022 untuk membahas hasil dan rekomendasi analisis dengan staf lapangan Musim Mas, serta mengidentifikasi cara untuk meningkatkan upaya pemantauan dan pengumpulan data.

Peneliti dari SEARRP dan University of Oxford membagikan hasil temuannya  di lokakarya dengan Staff Musim Mas 

Temuan Utama dari Penilaian Keanekaragaman Hayati SEARRP

  • Keberagaman Spesies Burung: Keanekaragaman hayati menunjukkan respons yang sangat bervariasi di berbagai perkebunan: menurun di beberapa perkebunan, tetap stabil di perkebunan lain, dan meningkat di beberapa tempat.
  • Pengelolaan yang konsisten dan intensif dapat membantu: Beberapa efek yang paling menguntungkan bagi keanekaragaman hayati terlihat di perkebunan dengan pengelolaan yang paling intensif dan konsisten untuk memberi manfaat bagi satwa liar.
  • Manfaat bagi spesies Langka, Terancam, dan Terancam Punah (RTE): Pola spesies RTE berubah sejalan dengan kekayaan spesies secara keseluruhan – karena keanekaragaman hayati meningkat di suatu daerah, begitu pula jumlah RTE yang ditentukan
  • Protokol Pemantauan: Program pemantauan umumnya bekerja dengan sangat baik saat protokol tersebut konsisten dan stabil, dan analisis data reguler dapat membantu mengoptimalkan upaya yang diperlukan untuk pemantauan yang efektif.

Grafik ini menunjukkan perubahan keberagaman tingkat survei dari waktu ke waktu di anak perusahaan Musim Mas, PT MM. Setiap titik mewakili survei unik. Kode warna mewakili lokasi plot yang unik, membantu pembaca memahami bagaimana penambahan atau penghapusan lokasi plot dapat mendorong perubahan keberagaman spesies secara keseluruhan.Garis pada grafik mewakili tren linier yang signifikan berdasarkan model statistik.

Keberagaman Spesies Burung

Studi ini menemukan bahwa skala di mana analisis dilakukan sangatlah penting dan terkadang menghasilkan pola perubahan keanekaragaman hayati yang berbeda. Misalnya, pola keanekaragaman hayati pada tingkat lokasi pengambilan sampel dapat berbeda dengan pola keanekaragaman hayati ketika data dianalisis untuk keseluruhan perkebunan. Memahami skala perubahan dapat menginformasikan adaptasi manajemen.

Lanius schachBentet Kelabu

Manajemen Konservasi Dapat Membantu

Meskipun tidak mungkin mengaitkan secara definitif kegiatan pengelolaan tertentu dengan perubahan keanekaragaman hayati, perlu dicatat bahwa dua perkebunan dengan peningkatan yang paling konsisten baik pada skala lokal maupun tingkat perkebunan telah menjalani beberapa pengelolaan konservasi paling intensif dalam skala penyisihan dan pemulihan, selama beberapa periode terpanjang ini. Hal ini menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu dan dengan penekanan khusus pada pengelolaan konservasi, mungkin ada manfaat bagi keanekaragaman hayati.

Manfaat untuk spesies Langka, Terancam, dan Terancam Punah (RTE)

Jumlah spesies Langka, Terancam, dan Terancam Punah (RTE) secara umum berubah sejalan dengan keanekaragaman hayati secara keseluruhan. Oleh karena itu, sepertinya pengelolaan yang meningkatkan keanekaragaman hayati secara keseluruhan juga akan bermanfaat bagi spesies yang menjadi perhatian konservasi.

Elanus caeruleusElang Tikus

Protokol Pemantauan

Mengelola sistem pemantauan yang begitu besar dalam jangka waktu yang lama, dengan pergantian staf dan manajemen, merupakan sebuah tantangan. Beberapa aspek desain pemantauan dan manajemen data membatasi jangkauan analisis dan interpretasi yang dapat dicapai dengan data tersebut. Ada beberapa area di mana protokol pemantauan dapat diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi dan memungkinkan analisis yang efektif di masa mendatang.

Jumlah data yang sangat baik, dan analisis efisiensi pengambilan sampel menemukan bahwa frekuensi survey dapat dikurangi, dari survey yang dilakukan setiap bulan menjadi pada bulan tertentu (yaitu, dari 12 menjadi 6 survey setiap tahun) dengan tetap menghasilkan estimasi keanekaragaman burung yang kuat. Hal Ini dapat menyisakan lebih banyak waktu untuk fokus pada pengelolaan data, analisis, dan pengelolaan konservasi adaptif.

Peneliti SEARRP dan University of Oxford serta staff  Musim Mas pada saat mengikuti lokakarya untuk membagikan temuannya

Pertimbangan Penting Lainnya untuk Pemantauan yang Efektif:

  • Pertahankan lokasi plot sekonsisten mungkin dan catat dengan cermat kode ID unik dan lokasi GPS di setiap plot. Mampu menghubungkan catatan spesies ke situs tertentu sangat penting karena kondisi lokal dapat secara signifikan mempengaruhi spesies yang ada di sana. Tren keanekaragaman hayati dari waktu ke waktu hanya dapat dianalisis secara akurat jika pemantauan dilakukan secara konsisten di lokasi yang tepat dan jumlah plot tidak berubah secara dramatis.
  • Memiliki satu daftar tipe habitat standar yang terdefinisi dengan jelas, yang digunakan secara konsisten di semua perkebunan. Hal ini penting untuk menarik kesimpulan tentang pengaruh habitat.
  • Gunakan satu otoritas taksonomi (datazone.birdlife.org direkomendasikan untuk burung). Periksa dan perbarui ID burung secara teratur karena taksonomi berubah secara teratur. Selama taksonominya konsisten, perbandingan lintas waktu, habitat, atau perkebunan dapat dilakukan dengan lebih mudah.
  • Masukkan data dalam “format panjang” di spreadsheet sedapat mungkin. Format untuk mendigitalkan data ini memungkinkan semua informasi tentang setiap catatan spesies individu disimpan secara bersama (seperti koordinat GPS, identitas perekam, waktu, tanggal, informasi habitat, dll.), sehingga lebih mudah untuk membersihkan data dan menghindari masalah dengan menghubungkan data informasi untuk visualisasi dan analisis selanjutnya.

Efek pengambilan sampel dapat berdampak signifikan terhadap hasil analisis pemantauan keanekaragaman hayati. Standarisasi protokol pemantauan, pencatatan data, dan pengelolaan akan sangat membantu mengurangi dampak pengambilan sampel pada pola keanekaragaman hayati yang dapat menutupi tren ekologi yang sebenarnya. Standarisasi ini juga akan menciptakan efisiensi saat menyiapkan data untuk analisis.

Untuk mengukur efek dari kegiatan pengelolaan tertentu, seperti penanaman pohon atau patroli, desain pemantauan harus dipertimbangkan secara hati-hati untuk menyediakan data dasar (pre-pengelolaan), dan, idealnya, kontrol (kawasan yang serupa tetapi tidak dilakukan pengelolaan) untuk mendapatkan perbandingan. Untuk analisis yang kuat, pemantauan harus mencakup tidak hanya indikator keanekaragaman hayati tetapi juga pengukuran efek langsung dari pengelolaan yang kami perkirakan berdampak pada keanekaragaman hayati, misalnya, pertumbuhan pohon atau pengurangan bukti perburuan. Tanpa data ini, sulit untuk mengatributkan respons keanekaragaman hayati pada pengelolaan versus faktor lain di lingkungan.

Peneliti SEARRP dan University of Oxford serta staff  Musim Mas pada saat mengikuti lokakarya untuk membagikan temuannya

Kesimpulan

Secara keseluruhan, hasil studi menunjukkan bahwa, meskipun rencana pengelolaan standar diterapkan di semua perkebunan Musim Mas, keanekaragaman hayati merespons secara berbeda di lokasi yang berbeda. Temuan ini menunjukkan bahwa kegiatan pengelolaan harus disesuaikan dengan masing-masing perkebunan, tergantung pada apakah pola kekayaan meningkat, menurun, atau tetap sama, skala di mana pola ini terwujud, dan pertimbangan tentang kondisi lingkungan tertentu seperti tipe dan ketersediaan habitat dan tekanan manusia.