Musim Mas
Language

Diedit oleh  Chermaine Yap

Meski Hari Kasih Sayang sudah berlalu, bunga-bunga masih tetap bermekaran di perkebunan Musim Mas karena kemanjurannya untuk melawan hama-hama di perkebunan sawit. Bunga kuning-oranye dengan bercak hitam di tengah berjejer di sepanjang jalan, membentuk lautan kuning di seluruh daerah perkebunan Musim Mas.

Bunga-bunga ini dikenal dengan nama Cassia cobanensis. “Mungkin bunga-bunga indah yang bermekaran hanya terlihat sebagai alat estetika semata, namun mereka memiliki fungsi lebih dari itu,” sebut Ooi Ling Hoak, Head of Research and Development (R&D) di Divisi Estate Musim Mas. Artikel ini dapat membantu menjelaskan mengapa bunga-bunga merupakan metode berkelanjutan untuk mengelola populasi hama dan mengurangi kebutuhan pestisida kimia.

Sebagai seorang ahli agronomi yang berpengalaman, Ooi dan tim risetnya membantu perkebunan dengan menyediakan pengetahuan khusus untuk memecahkan masalah agronomi.

Bagaimana hama mempengaruhi kelapa sawit?

Hama-hama seringkali menjadi masalah di perkebunan kelapa sawit, yang dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan terhadap daun kelapa sawit. Pohon kelapa sawit memerlukan klorofil dalam daun untuk menghasilkan energi melalui fotosintesis. Berkurangnya daun berarti pengurangan energi bagi pohon, yang mengakitbatkan pertumbuhan yang terhambat dan penurunan hasil minyak.

Hama-hama ini dapat sulit dikendalikan dengan metode-metode tradisional seperti pestisida, sebab penggunaan pestisida dapat dengan cepat membangun resistensi dan membahayakan organisme-organisme yang bukan menjadi sasaran. Oleh karena itu, penggunaan pemangsa alami telah menjadi metode yang semakin populer dan berkelanjutan dalam mengelola hama kelapa sawit.

“Bunga-bunga ini memberi kami metode biologis untuk melawan hama pemakan daun di perkebunan kelapa sawit,” jelas Ooi. Cassia cobanensis menyediakan sari bunga sebagai makanan bagi parasitoid yang terkait dengan ulat jaring dan ulat kantong, hama pemakan daun umum ditemukan di perkebunan kelapa sawit.

Parasitoid umumnya adalah serangga yang bertelur di atas atau di dalam organisme lainnya, di mana larva-nya bertumbuh dengan cara memakan jaringan tubuh inangnya. Parasitoid pada akhirnya membunuh dan menghalangi reproduksi inangnya. Ini adalah siklus parasitis yang mengatur populasi hama di perkebunan.

Selain Cassia cobanensis, semak-semak berbunga lainnya di perkebunan termasuk Euphorbia heterophylla, Turnera subulata dan Antigonon leptopus. Semak-semak berbunga ini menjadi inang (tempat tinggal) bagi berbagai jenis pemangsa hama pemakan daun yang juga dapat membantu dalam pengendalian hama.

Beneficial plants adalah salah satu metode dalam Integrated Pest Management

Metode biologis untuk pengendalian hama yang dicampur dengan penggunaan bahan kimia yang minim, dikenal sebagai Pengendalian Hama Terpadu (Integrated Pest Management/IPM), membentuk bagian penting dalam praktik pertanian berbasis lingkungan di Musim Mas. IPM bertujuan untuk mengurangi penggunaan pestisida dan herbisida beserta risiko lingkungan dan kesehatan terkait.

Terlebih dari menanam variasi tanaman resistan, Musim Mas menggunakan burung hantu sebagai bagian dari program IPM kami. Musim Mas telah memasang sarang burung hantu di perkebunan untuk menarik perhatian burung hantu, pemangsa alami tikus. Tikus dapat menyebabkan kerusakan pada tumbuhan dan menyebarkan penyakit, namun kehadiran burung hantu membantu mengendalikan populasi tikus, mengurangi kebutuhan pestisida kimia.