Musim Mas
Language
Search Menu

1 Juli 2021

Berinvestasi dalam pembangunan desa dapat secara signifikan mengurangi kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia karena separuh dari penduduk Indonesia masih tinggal di daerah pedesaan. Pada pertengahan 2020, PBB memperkirakan populasi Indonesia mencapai lebih dari 200 juta, menjadikannya negara terpadat keempat. Pemerintah Indonesia telah menerbitkan undang-undang desa tahun 2014 dan membentuk Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk mempercepat pembangunan desa dan memperkuat kapasitasnya.

Pembangunan berkelanjutan adalah kunci untuk pertumbuhan ekonomi yang stabil saat ini dan di masa depan. Jika direncanakan dan dikelola dengan baik, pengembangan kelapa sawit dapat mengangkat harkat hidup masyarakat, menyediakan lapangan kerja, dan menghasilkan investasi di bidang infrastruktur. Inilah sebabnya Musim Mas memulai program awal untuk membantu desa-desa yang tertarik menanam kelapa sawit secara berkelanjutan. Dimulai secara sukarela pada tahun 2000, Musim Mas menjalankan Program Pembangunan Desa (Kebun Kas Desa – KKD) di tiga provinsi di Indonesia, yaitu Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Tengah. Program ini telah meningkatkan perekonomian desa dan membantu mengurangi kesenjangan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan.

“Kami tergerak untuk menanam kelapa sawit di desa kami melalui Program Pengembangan Desa Musim Mas karena kami melihat desa tetangga, yaitu desa Tanjung Beringin dan Betung, mendapat banyak manfaat darinya. Oleh karena itu, pemerintah desa kami bermusyawarah dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) untuk mengembangkan desa kami dan menanam kelapa sawit. Setelah kami mencapai kesepakatan dan melepaskan lima hektar lahan, kami mengusulkan pembentukan KKD kepada Musim Mas di desa kami.” kata Ediwarman, Kepala Desa Batang Kulim, Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Musim Mas memfasilitasi seluruh pengembangan dan pengelolaan kebun sawit desa, mulai dari persiapan lahan, penanaman, penyediaan bibit hingga pemeliharaan, seperti pemupukan, penyemprotan, dan panen. Musim Mas mendanai biaya investasi awal untuk pengembangan dan pengelolaan KKD. Kemudian diganti atau dicicil oleh desa setelah pertanian mereka mulai berbuah.

Musim Mas menerapkan praktik pertanian yang sama di perkebunannya ke peternakan di bawah KKD. Hal ini memastikan bahwa standar kualitas dan keberlanjutan TBS ditegakkan. Selain itu, Musim Mas melakukan pelatihan budidaya kelapa sawit dan memberikan bimbingan teknis kepada masyarakat.

Berbeda dengan Kredit Koperasi Primer Anggota (KKPA) (silakan lihat artikel blog), yang menyasar petani sawit perorangan, KKD menyasar pemerintah desa untuk pembangunan berkelanjutan di tingkat desa. Pendapatan yang diperoleh dari KKD biasanya menambah anggaran tahunan pemerintah desa untuk membiayai program atau kegiatan tambahan, seperti mensponsori pemuda untuk berpartisipasi dalam turnamen dengan membayar biaya pendaftaran dan menyediakan akomodasi. Pendapatan yang diperoleh dari KKD juga disalurkan untuk pembangunan sarana dan prasarana umum, seperti klinik dan tempat ibadah. Juga membantu masyarakat menggali berbagai bentuk mata pencaharian, seperti memberikan bantuan modal untuk kelompok menjahit.

“Kami yakin hasil dari program ini akan membantu pemerintah desa mendanai berbagai proyek yang akan berdampak pada masyarakat, seperti kegiatan pemuda, perayaan hari nasional atau keagamaan, dan mendukung upaya bantuan saat terjadi bencana alam,” kata Ediwarman, Kepala Desa Batang Kulim.

Baca lebih lanjut tentang dampak kami terhadap kehidupan petani, desa, dan masyarakat di Laporan Dampak Sosial.