By Tiffany Goh. Editor: Stephanie Lim
Kebakaran hutan di Indonesia sering terjadi selama musim kemarau, biasanya terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September.
Setiap hari, tim Sustainability dan Traceability kami melakukan pemantauan titik panas di seluruh Indonesia dan Malaysia melalui satelit, kami memantau konsesi kami sendiri dan juga pemasok kami. Bersama-sama, rekan kerja kami memantau lebih dari lima juta hektar konsesi milik kami dan pemasok setiap hari melalui satelit.
Dikarenakan titik panas tidak selalu berarti kebakaran lahan (titik panas bisa berupa sekumpulan udara panas, misalnya), investigasi lapangan harus dilakukan. Dan berikut adalah bagaimana respon rekan kerja saya jika ada pemberitahuan titik panas:
Untuk area di sekitar dan di luar konsesi kami: Investigasi data titik panas dilakukan melalui tim lapangan atau drone
(Atas) Peta yang menunjukkan titik panas dekat konsesi Musim Mas
Untuk mempertahankan Kebijakan Zero Burning, kami memantau area konsesi kami dan sekitarnya setiap hari. Jika titik panas terdeteksi di sekitar atau di luar konsesi kami (Gambar 1), maka tim Sustainability akan mengirim data satelit yang terdiri dari koordinat GPS ke Departemen Estate kami, yang kemudian akan menginformasikan tim Geographic Information System (GIS) dan/atau tim General Affair di lokasi terkait. Tim GIS kemudian akan melakukan perjalanan ke lokasi titik panas untuk memverifikasi data satelit.
(Atas) Tim GIS kami dengan alat GPS sedang menginvestigasi data titik panas satelit dari luar konsesi kami.
Namun, memverifikasi data satelit bukanlah tugas yang mudah. Di beberapa lokasi di luar konsesi kami, tim kami harus melalui medan yang sangat sulit dengan akses yang sangat terbatas.
Di sinilah drone memainkan peran penting, karena memungkinkan kami untuk memantau lokasi terkait dengan cepat, aman dan efektif tanpa secara fisik berada di sana. Drone juga dapat menilai tingkat kebakaran sehingga tim pemadam kebakaran kami dapat mempersiapkan diri dengan baik.
(Atas) Tim GIS kami di lapangan memverifikasi data satelit dengan menggunakan drone
Konsesi pemasok: Segera memberitahu pemasok sehingga mereka dapat menyelidiki data titik panas dan mengatasinya
Sementara tim Sustainability kami fokus pada pemantauan titik panas di dalam dan di sekitar konsesi kami, tim Traceability kami menggunakan teknologi satelit yang sama untuk memantau titik panas di dalam konsesi pemasok kami. Untuk pemasok yang hanya memiliki pabrik tanpa Perkebunan, kami memantau radius 5 kilometer dari pabrik.
Karena tidak semua pemasok memiliki sumber daya yang sama, kami mendukung 654 pemasok kami melalui pemantauan titik panas dan memberi tahu mereka jika ada titik panas yang terdeteksi. Mereka kemudian diharapkan untuk memverifikasi kondisi lapangan dalam waktu lima hari kerja dan mengambil tindakan yang diperlukan. Kami meminta pemasok kami untuk memberikan respon mengenai hasil verifikasi lapangan dan tindakan yang mereka ambil mengenai titik panas. Hal ini untuk memastikan rantai pasokan kami mematuhi Kebijakan Zero Burning.
Terlepas dari seberapa cepat kami merespon pemberitahuan titik panas, tindakan pencegahan tentu lebih efektif. Musim Mas telah menjalankan program Desa Bebas Api di 74 desa di Indonesia, meliputi sekitar 500.000 hektar (dua kali lipat luas area konsesi kami). Musim Mas melibatkan para kepala desa dan penduduk desa untuk membahas metode pencegahan, pelaporan, dan penanggulangan kebakaran. Fokus kami adalah pelatihan kebakaran kepada masyarakat, deteksi dini kebakaran menggunakan drone dan CCTV. Musim Mas juga anggota dari Fire-Free Alliance, yang dimana kami membagikan pengalaman kami dalam pencegahan kebakaran dan prosedur pemadaman kebakaran kami dengan anggota lain.