Musim Mas
Language
Search Menu

Oleh Devane Sharma

Terlepas dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengesankan, malnutrisi akut masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dimana beberapa wilayah terkena dampak yang lebih parah dibandingkan yang lainnya. Stunting banyak terjadi pada anak-anak, sedangkan anemia akibat kurangnya zat besi banyak terjadi pada wanita berusia produktif.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 oleh Kementerian Kesehatan RI mencatat sekitar 37 persen anak Indonesia mengalami stunting, dan lebih dari 20 persen wanita berusia produktif mengalami kekurangan gizi. Kesenjangan antar daerah (baik di dalam maupun di luar Jawa dan antara daerah perkotaan dan pedesaan) cukup signifikan dan terus berlangsung dari waktu ke waktu.

Kemampuan kognitif dan perkembangan pendidikan masa depan anak yang mengalami stunting akan terpengaruh secara negative. Hal tersebut menyebabkan banyak dari mereka akan terus mendapatkan upah rendah, dan terjebak dalam siklus kemiskinan dan mobilitas sosial yang rendah.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Indonesia meluncurkan kampanye nasional pada tahun 2000 untuk menghapuskan kemiskinan dan kelaparan, menurunkan angka kematian anak, dan meningkatkan kesehatan ibu. Pemerintah daerah bekerja untuk mensosialisasikan terkait pangan dan gizi kepada perempuan dan anak-anak untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya pola makan yang sehat.

Grup Musim Mas yang telah membangun taman kanak-kanak untuk anak dari para pekerja perkebunannya, melihat potensi untuk berkontribusi dalam hal ini. Di sekolah yang dibangun oleh Musim Mas, anak-anak berusia lima hingga enam tahun diberikan makanan gratis di sekolah yang biasanya terdiri dari telur, susu, dan sayur, untuk memastikan gizi baik dan diet seimbang mereka terpenuhi.

Grup Musim Mas membangun dan mendanai sekolah, termasuk taman kanak-kanak dimana anak-anak mendapatkan makanan gratis dengan nutrisi yang seimbang

Balita yang tinggal di lingkungan perusahaan juga diberikan makanan tambahan gratis melalui Pos Pelayanan Keluarga Berencana – Kesehatan Terpadu (Posyandu).

Selain itu, perusahaan menyediakan skema alokasi lahan terlantar di perkebunan bagi para petani untuk membudidayakan buah-buahan dan sayur-sayuran, yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan pelengkap. Inisiatif ini dilaksanakan untuk mengatasi masalah gizi buruk dan kekurangan vitamin. Para petani didorong untuk menanam sayur-sayuran dan buah-buahan dengan masa tanam yang lebih pendek di pekarangan rumah dan kebun mereka untuk memberikan hasil yang lebih teratur dan menyeimbangkan kebiasaan diet khas kebanyakan orang Indonesia.

Di luar perkebunannya, Musim Mas melakukan program pelatihan petani sawit yang komprehensif dengan lebih dari 35.000 ribu petani sawit telah dilatih hingga saat ini. Ini termasuk beberapa hubs di mana petugas wilayah dapat menjangkau kelompok petani sawit yang lebih luas, terlepas dari apakah mereka memasok ke Musim Mas atau tidak. Selain melatih tentang keberlanjutan kelapa sawit dan membantu mereka meningkatkan hasil panen, program ini memiliki kurikulum yang mencakup nutrisi pribadi sebagaimana yang diidentifikasi oleh perusahaan sebagai kebutuhan.

Musim Mas percaya bahwa produksi minyak sawit yang berkelanjutan juga seharusnya melibatkan kesejahteraan para petani, pekerja, dan masyarakat di sekitar operasionalnya.

Menanggapi kurangnya pengetahuan nutrisi di kalangan masyarakat pedesaan di Indonesia, Musim Mas menjadikan nutrisi sebagai komponen modul Ketahanan Pangan dalam program pelatihan petani sawitnya.