Oleh Chermaine Yap
Di saat kita mendekati musim kabut tahun ini, kami menghadapi tantangan lain – Pandemi COVID-19, yang telah menyebabkan lebih dari 116.871 kasus positif dan 5.452 kematian di Indonesia.
Mesipun musim kemarau diperkirakan lebih ringan dari yang terjadi di tahun 2019, laporan Haze Outlook 2020 terbaru dari Singapore Institute of International Affairs (SIIA) memperkirakan kabut asap lintas batas tahun ini membawa risiko menengah karena pandemi menyebabkan dana dan sumber daya untuk pencegahan kebakaran dialihkan ke layanan kesehatan.(1)
Langkah-langkah jaga jarak mengubah metode pelaksanaan program pelatihan kami. Meskipun Fire-Free Village Program (Masyarakat Bebas Api) kami belum terdampak, kami harus mengambil pendekatan komunikasi yang berbeda untuk menyesuaikan diri dengan “new normal.” Salah satunya dengan berkomunikasi melalui aplikasi dan platform mobile.
Sebagai latar belakang, MBA kami dimulai pada tahun 2016 untuk mengomunikasikan kepada desa-desa tentang pentingnya lingkungan bebas api dan meningkatkan kesadaran tentang metode penyiapan lahan alternatif tanpa pembakaran. Musim Mas telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan 74 desa di sekitar area konsesi Grup kami.
Berbeda dari Masa Lalu
Saya ingat bagaimana tahun lalu di lingkungan yang sangat berbeda, tim kami menghadiri salah satu pelatihan pencegahan kebakaran MBA rutin yang diadakan di Kalimantan. Lebih dari 60 orang dari masyarakat setempat, pemerintah daerah, Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan dinas pemadam kebakaran (DAMKAR) hadir.
Masyarakat setempat, pemerintah daerah, Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan, BPBD dan DAMKAR termasuk di antara mereka yang menghadiri pelatihan tersebut.
Topik tentang pencegahan kebakaran, deteksi dini kebakaran dan pemantauan, dan metode pemadaman dibahas. Kami menekankan betapa pentingnya peran penduduk desa setempat sebagai garis pertahanan pertama ketika terjadi kebakaran di dalam komunitas mereka. Kami menyediakan latihan simulasi untuk mengajarkan kepada penduduk desa cara memeriksa dan menggunakan peralatan pemadam kebakaran dengan aman jika terjadi kebakaran.
Latihan simulasi pemadaman api selama pelatihan MBA kami
Untuk semakin mendorong tidak dilakukannya metode pembakaran untuk pembukaan lahan, kami memberi penghargaan kepada desa yang selalu bebas kebakaran dengan insentif yang digunakan untuk kepentingan desa seperti pembangunan infrastruktur, atau peralatan pemadam kebakaran tambahan.
Setiap Orang Memiliki Peran Masing-Masing
Ditanya bagaimana pandangannya terhadap program MBA, Anastasius Delik, Kepala Desa Palangan, mengatakan bahwa program tersebut telah mendidik masyarakat tentang risiko kebakaran, dan memotivasi mereka untuk memantau dan mencegah kebakaran secara lebih efektif. Beliau mencatat bagaimana upaya yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan membantu menjaga lahan masyarakat bebas dari kebakaran.
Agus Prawito, Kepala Desa Kandan, yang telah mengikuti MBA selama tiga tahun, menyebutkan betapa antusiasnya masyarakat saat menerima bantuan alat pemadam kebakaran yang mereka minta sebagai bagian dari insentif mereka.
“Mereka meminta peralatan untuk membantu pencegahan kebakaran. Pada tahun pertama, diminta lima alat pemadam. Untuk tahun kedua, diminta sepatu dan seragam pengaman.” – Agus Prawito, Kepala Desa Kandan.
“Ini adalah tahun pertama kami menerima hibah. Kami mengusulkan untuk memperbaiki akses jalan yang mengarah ke desa kami” – Anastasius Delik, Kepala Desa Palangan.
Lebih dari sebelumnya, kita harus memastikan desa-desa di Program MBA kita terus dilibatkan. Selain menjangkau penduduk desa melalui sarana digital secara terus-menerus, kami juga memasang banyak spanduk di desa-desa sebagai pengingat kepada masyarakat tentang dampak risiko kebakaran. Untuk lebih mendukung upaya di lapangan, tim Keberlanjutan kami memantau konsesi kami dan sekitarnya setiap hari melalui penggunaan data satelit yang tersedia. Kami juga merupakan anggota dari Fire-Free Alliance, tempat kami berbagi tindakan pencegahan kebakaran dengan anggota FFA lainnya.
Kami baru-baru ini menerbitkan Laporan Pencegahan Kebakaran Musim Mas yang merinci bagaimana kami mencegah dan mengurangi kebakaran di dalam operasi kami sendiri, pemasok pihak ketiga, dan petani swadaya, yang dapat Anda lihat di sini.
“Dalam keadaan luar biasa seperti pandemi ini, kami juga berusaha menemukan cara untuk meningkatkan mata pencaharian masyarakat sekitar. Kami berharap dapat membantu meredam guncangan ekonomi yang dapat mengakibatkan munculnya kembali praktik-praktik yang tidak berkelanjutan yang dilakukan petani dan perusahaan kecil.”, kata Olivier Tichit, Direktur Rantai Pasokan Berkelanjutan, Musim Mas.
(1) http://www.siiaonline.org/amber-risk-of-severe-transboundary-haze-in-2020/