Oleh Devane Sharma
Selama satu abad terakhir, minyak kelapa sawit telah berkembang menjadi minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi. Popularitasnya antara lain didorong oleh fakta bahwa kelapa sawit menghasilkan minyak nabati paling banyak per unit area. Permintaan akan minyak nabati terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dunia sementara persaingan penggunaan lahan membatasi pertumbuhan perkebunan.
Faktor kritis yang mempengaruhi produksi kelapa sawit adalah hama. Kelapa sawit menarik sejumlah besar hama. Oleh karena itu, pengendalian hama yang efektif sangat penting untuk memastikan tanaman ini tumbuh subur. Hama kelapa sawit yang umum termasuk ulat kantong, dan ulat bulu, dan yang lainnya. Tikus juga menimbulkan ancaman tertentu, tetapi mempelajari cara alami telah terbukti membantu dalam mengembangkan metode untuk mencegah hama. Upaya tersebut telah membantu mengembangkan metode alami untuk mengelola hama.
Tikus Menurunkan Hasil Sawit Hingga 10%
Di perkebunan kelapa sawit, tikus memakan buah kelapa sawit yang kaya lemak dan pada batang kelapa sawit yang belum menghasilkan, yang bahkan dapat mengakibatkan kematian kelapa sawit. Dengan kecepatan dan ketangkasannya, mereka adalah ancaman, dan petani berupaya untuk mengurangi jumlah tikus. Pakar industri memperkirakan bahwa tikus dapat mengurangi hasil kelapa sawit sebanyak 10%.
Tyto alba- lebih dikenal sebagai burung hantu gudang/barn owl
Pengendalian Hama Alami dengan Barn Owls
Burung hantu gudang (Tyto alba) adalah spesies burung hantu berwarna pucat yang berfungsi sebagai predator alami tikus yang efektif. Sepasang burung hantu dapat memakan sebanyak 1.800 ekor tikus dalam setahun dan tidak mengganggu siklus hidup hewan lain yang terdapat di perkebunan sawit. Burung-burung ini berburu di wilayah yang luas, menempuh jarak hingga tujuh kilometer dalam satu malam.
Pada siang hari, burung hantu ini bertengger di tempat yang tersembunyi dan sunyi. Pada malam hari, ia akan berburu tikus dengan mengikuti suara yang dikeluarkan oleh hewan pengerat tersebut. Burung hantu gudang adalah spesies burung yang tidak biasa karena mereka tidak membangun sarang tetapi bergantung pada tempat yang cocok di lingkungannya. Oleh karena itu, Musim Mas membuat lebih banyak kotak sarang di sekitar perkebunan perusahaan untuk meningkatkan populasi burung hantu.
Sistem Pengendalian Hama Terpadu Musim Mas
Penggunaan burung hantu untuk memerangi serangan tikus merupakan salah satu contoh upaya Grup Musim Mas untuk mengelola hama di perkebunan secara berkelanjutan dan ekonomis. Melalui pendekatan Manajemen Hama Terpadu/ Integrated Pest Management (IPM) , perusahaan dengan teliti mempelajari siklus hidup hama, dan interaksinya dengan lingkungan untuk menemukan solusi yang layak.
Ini bertujuan untuk menjaga agar pestisida dan intervensi lainnya dilakukan pada tingkat yang dapat dibenarkan secara ekonomi, dan dapat mengurangi atau meminimalkan risiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. IPM juga mendorong pertumbuhan tanaman yang sehat dengan gangguan seminimal mungkin terhadap agroekosistem dan mekanisme pengendalian hama alami. Hal ini sejalan dengan praktik pertanian berkelanjutan Musim Mas.
Sebagai grup perusahaan yang menempatkan keberlanjutan di antara prioritas utamanya, pendekatan IPM Musim Mas telah membantu mengurangi ketergantungannya pada pupuk serta pestisida kimia, dan menggantinya dengan bahan pengganti organik. Melalui pendekatan ini, grup perusahaan telah menghentikan penggunaan rodentisida seperti Brodifacoum dan insektisida seperti Permethrin. Baca lebih lanjut tentang upaya keberlanjutan Musim Mas di Laporan Keberlanjutan tahunan grup.