Musim Mas
Language

Oleh Devane Sharma

Pertanian mencakup hampir 40 persen dari lahan yang digunakan di seluruh dunia Menurut beberapa perkiraan, sekitar setengah dari lahan yang digunakan untuk produksi pangan dunia telah terdegradasi. Dan, degradasi yang berkelanjutan akan semakin menurunkan produktivitas pangan. Hal ini akan membuat upaya memenuhi permintaan pangan untuk populasi dunia yang terus bertambah, menjadi semakin sulit, dan negara-negara miskin kemungkinan akan terkena dampaknya secara tidak proporsional. Lebih buruk lagi, perubahan iklim kemungkinan akan semakin memengaruhi produktivitas perkebunan.

Perkebunan regeneratif merupakan pendekatan perkebunan holistik yang berfokus pada pemulihan kesehatan tanah, peningkatan keanekaragaman hayati, dan perbaikan fungsi ekosistem melalui praktik berkelanjutan seperti rotasi tanaman, penanaman tanaman pelindung tanah, dan pengurangan pengolahan tanah. Praktik Perkebunan regeneratif menawarkan manfaat berupa peningkatan dan mempertahankan kesehatan tanah, peningkatan produktivitas Perkebunan, dan potensi manfaat lainnya darinya, misal,seperti peningkatan keanekaragaman hayati dan pengurangan emisi karbon. Bagi pekebun swadaya, yang rata-rata memiliki lahan kurang dari 20 hektar, perkebunan regeneratif dapat meningkatkan mata pencaharian mereka karena praktik ini berpotensi mengurangi biaya yang terkait dengan pemakaian bahan kimia, menjaga kesehatan lahan mereka, dan mengembangkan sumber pendapatan alternatif.palm oil soil health

Apa itu Perkebunan Regeneratif?

Prinsip-prinsip Perkebunan regeneratif bukanlah hal baru. Prinsip dan praktiknya telah diterapkan di seluruh dunia selama ribuan tahun—salah satu contohnya adalah praktik mengembalikan daun-daun yang gugur dan bahan organik lainnya ke dalam tanah.

Perkebunan regeneratif melampaui perkebunan berkelanjutan dengan secara aktif memperbaiki lingkungan. Filosofinya adalah perkebunan harus bekerja seperti siklus, sesuai dengan namanya, yaitu meregenerasi dirinya sendiri. Dengan memulihkan kesehatan tanah, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan meningkatkan retensi air, praktik-praktik regeneratif dapat mengubah lahan yang terdegradasi menjadi ekosistem yang produktif dan berketahanan. Bagi pekebun swadaya, yang sering kali berada di garis depan pada perluasan perkebunan, penerapan praktik-praktik ini dapat membuat hasil panen yang lebih stabil, meningkatan pendapatan, ketahanan pangan yang lebih besar, dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Tidak ada metode yang sempurna terkait hal apa saja yang termasuk dalam praktik perkebunan regeneratif—semuanya tergantung pada wilayah dan kondisi yang ada. Penilaiannya juga bervariasi berdasarkan jenis tanaman yang ditanam, dengan perbedaan utama antara Perennial Crops (tanaman yang tumbuh kembali setiap Tahun) dan Annual Crops (tanaman yang hanya hidup selama satu musim tanam) yang hanya dapat dipanen sekali.

Dalam konteks sektor kelapa sawit, kami telah lama menerapkan beberapa prinsip ini, menggunakan teknik seperti penanaman tanaman pelindung tanah dan pengelolaan hama terpadu. Kami kemudian memperluas pendekatan tersebut dalam konteks proyek bersama pekebun swadaya.

Apa yang Kami Lakukan pada Perkebunan Regeneratif

Dengan latar belakang ini, sebuah proyek Penghidupan untuk pekebun swadaya diluncurkan tiga tahun lalu oleh Musim Mas, bermitra dengan Livelihoods Fund for Family Farming (L3F), SNV, World Agroforestry (ICRAF), dan konsorsium dengan perusahaan-perusahaan produk konsumen. Inisiatif jangka panjang ini juga dikenal dengan program Biodiverse and Inclusive Palm Oil Supply Chain (BIPOSC). Proyek ini bukan sekadar upaya tanggung jawab perusahaan – ini adalah pendekatan transformatif dibidang agrikultur yang bertujuan untuk mempromosikan praktik regeneratif, merehabilitasi lahan perkebunan yang terdegradasi, dan meningkatkan keberlanjutan dan ketahanan pekebun swadaya di Sumatera Utara, Indonesia.regenerative agriculture training

Untuk selanjutnya, proyek ini akan meregenerasi sedikitnya 4.000 hektar lahan melalui praktik berkelanjutan, dengan berfokus pada pekebun swadaya di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Pekebun swadaya menjadi fokus proyek ini karena mereka cenderung kurang memiliki pengetahuan untuk memproduksi sawit secara berkelanjutan, dan menerapkan praktik yang dapat meningkatkan kesehatan tanah, dan mengurangi biaya operasional perkebunan mereka seperti penanaman tanaman pelindung tanah. Mereka juga tidak memiliki sarana untuk mengakses pupuk yang terjangkau dan sumber daya lainnya.

Pekebun swadaya memainkan peran penting dalam rantai pasokan minyak sawit Indonesia, namun mereka sering menghadapi hambatan untuk mencapai keberlanjutan, termasuk akses untuk pelatihan, keuangan, dan pasar. Musim Mas telah memimpin sebuah program pekebun swadaya terbesar di Indonesia. Proyek BIPOSC yang bekerjasama dengan berbagai mitra merupakan salah satu dari sekian banyak upaya Musim Mas untuk memperluas dukungannya terhadap pekebun swadaya. Tiga tahun setelah proyek berjalan, Proyek ini telah menunjukan kemajuan yang signifikan.

Lebih dari 1.097 pekebun swadaya yang mewakili lahan   seluas 1.954,41 hektar, telah menerapkan praktik berkelanjutan pada saat artikel ini ditulis.

Bagaimana Perkebunan Regeneratif Bekerja?Regenerative Agriculture Components

Basis dari perkebunan regeneratif adalah peningkatan bahan organik dalam tanah yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan tanah. Ada beberapa cara untuk melakukannya. Dalam konteks industri minyak kelapa sawit, proyek BIPOSC mempertimbangkan lima prinsip utama dalam pendekatannya terhadap praktik perkebunan regeneratif untuk pekebun swadaya kelapa sawit:

1.Teknik Mulsa: Daun kelapa sawit yang gugur disusun dengan bentuk U di sekeliling pohon kelapa sawit. Praktik sederhana ini membantu menjaga kadar nitrogen yang berkelanjutan dalam tanah dan mengendalikan kelembapan tanah.mulching sustainable farming

2. Penggunaan Pupuk organik: Sebagai bagian dari proyek ini, pekebun swadaya diajarkan cara membuat kompos rumahan, sehingga mereka dapat memproduksi pupuk organik secara berkelanjutan dan disesuaikan dengan kebutuhan lahan mereka. Pemberian pupuk dianjurkan tiga kali dalam setahun.organic fertilizer palm oil

3. Penanaman Tanaman pelindung tanah: Penanaman Legum (tanaman polong-polongan) merupakan bagian dari proyek BIPOSC. Legum sangat baik ditanam di antara pohon kelapa sawit, karena tumbuh subur di area yang teduh, dan bersaing dengan tanaman lain, sehingga dapat mengurangi gulma, serta menjaga kelembapan tanah. Legum yang tidak tahan berada ditempat teduh dapat ditanam di area terbuka.Cover Cropping

3. Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu (PHT): Memasang sarang burung hantu (Tyto alba) di tengah perkebunan kelapa sawit dapat menjadi sebuah metode biologis dan berkelanjutan untuk mengendalikan populasi tikus.

Sustainable Pest Managements farms

4. Bio-input: Trichoderma, bio-fungisida, diaplikasikan untuk memerangi dan mencegah penyakit akar yang disebabkan oleh jamur Ganoderma, penyakit umum pada tanaman sawit yang menyebabkan kematian tanaman, dan saat ini belum ada obatnya.

trichoderma bio input

5. Agroforestri: Menjadi sebuah pengembangan lebih lanjut dari kelima prinsip ini. Agroforestri menerapkan penanaman tanaman atau pohon, atau pemeliharaan ternak untuk lebih meningkatkan manfaat yang diberikan oleh perkebunan regeneratif. Selain meningkatkan keanekaragaman hayati tanah, agroforestri berpotensi memberikan mata pencaharian alternatif bagi pekebun swadaya ketika tanaman mereka terserang penyakit seperti Ganoderma. Di beberapa lokasi agroforestri, ternak diperkenalkan, untuk menyediakan pendekatan terpadu dalam penggunaan lahan yang berkelanjutan.

agroforestry palm oil

Mengapa Perkebunan Regeneratif Penting?

Why is Regenerative Agriculture Important

Memperbaiki Tekstur, Kelembapan, dan Kesuburan Tanah

Praktik perkebunan regeneratif seperti penanaman tanaman pelindung tanah, dan penggunaan kompos, akan membantu meningkatkan struktur dan tekstur tanah. Tanah yang lebih sehat dapat menahan kelembapan dengan lebih efektif, yang sangat penting selama musim kemarau, dan mendukung pertumbuhan tanaman dengan mempertahankan tingkat kelembapan yang optimal. Dengan meningkatkan bahan organik dalam tanah, metode regeneratif memulihkan kesuburan tanah, memastikan produktivitas jangka panjang.

Kesehatan tanah yang lebih baik: Gambar di sebelah kiri menunjukkan tanah dari proyek yang telah diolah dengan kompos sehingga tekstur tampak lebih baik. Keberadaan cacing menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki nutrisi yang lebih baik. Tanah di sebelah kanan terdegradasi akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan memiliki tekstur seperti tanah liat.

soil health check

Meningkatkan Keanekaragaman Hayati

Praktik regeneratif mendorong beragam spesies tanaman, yang pada gilirannya mendukung ekosistem yang lebih sehat. Teknik seperti agroforestri dan penanaman tumpang sari menciptakan habitat bagi berbagai serangga, burung, dan satwa liar lainnya, yang mengarah pada ekosistem yang lebih seimbang. Keanekaragaman hayati ini membantu mengendalikan hama secara alami dan mendorong penyerbukan, yang berkontribusi pada hasil panen dan ketahanan ekosistem yang lebih baik.

beneficial plants for farms

Berbagai tanaman dan pohon yang bermanfaat ditanam di pembibitan di lokasi proyek BIPOSC

Mengurangi Erosi Tanah

Menjaga tutupan tanah secara berkelanjutan menggunakan tanaman pelindung tanah, dan mengurangi pengolahan tanah, mencegah tanah terkikis atau terhembus saat hujan lebat dan angin kencang. Dengan melindungi permukaan tanah, perkebunan regeneratif secara signifikan mengurangi erosi, membantu menjaga lapisan tanah atas yang kaya nutrisi dan penting untuk pertumbuhan tanaman.

Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Penanaman tanaman pelindung tanah juga berfungsi untuk menyerap emisi karbon dari tanah. Selain itu, berkurangnya penggunaan pupuk kimia dapat menurunkan emisi karbon, yang berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.

Meningkatkan Ketahanan bagi Pekebun Swadaya

Pekebun swadaya sering kali terkendala dengan tingginya biaya pupuk kimia dan pestisida. Praktik Perkebunan regeneratif dapat mengurangi ketergantungan tersebut dengan menekankan pengunaan pupuk alami, pengomposan, dan metode pengendalian hama secara biologis. Hal ini tidak hanya membantu pekebun swadaya menghemat uang, tetapi juga meningkatkan ketahanan mereka, dengan membuat kebun mereka tidak terlalu bergantung pada input eksternal yang mahal.

home composting for smallholders

Mengurangi Kebocoran Nitrogen

Dengan menggunakan pupuk organik dan kompos, perkebunan regeneratif meminimalkan risiko kelebihan nitrogen yang tercuci ke dalam saluran air. Praktik seperti mengintegrasikan tanaman Legum (yang secara alami mengikat nitrogen di dalam tanah) membantu menyeimbangkan kadar nutrisi. Hal ini mengurangi risiko pencemaran pada badan air dan sekitarnya, yang dapat menyebabkan pertumbuhan alga yang berbahaya dan merusak ekosistem perairan.

Intercropping with legumes

Meningkatkan Produktivitas Jangka Panjang dan Ketahanan Perkebunan:

Fokus pada pembangunan tanah dan ekosistem yang lebih sehat membuat perkebunan regeneratif lebih tahan terhadap guncangan iklim seperti kekeringan dan curah hujan yang tinggi. Seiring berjalannya waktu, manfaat kumulatif dari peningkatan kesehatan tanah, keanekaragaman hayati, dan retensi air, menghasilkan hasil panen yang lebih konsisten dan sistem perkebunan yang lebih berkelanjutan, yang menjamin ketahanan pangan untuk generasi mendatang.

smallholder training ngo

Setelah Tiga Tahun Proyek Berjalan, Bagaimana Kami Mendukung Pekebun Swadaya dalam Menerapkan Perkebunan Regeneratif?

Pelatihan Perkebunan Regeneratif

Proyek BIPOSC mengatasi tantangan ini dengan memberikan pengetahuan kepada pekebun swadaya melalui pelatihan kelompok dan bimbingan individu dan pelatihan lapangan yang dilakukan di kebun percontohan (Demo Plot) dan mendukung berbagai hal yang dibutuhkan untuk beralih ke praktik berkelanjutan yang meningkatkan kesehatan tanah, meningkatkan hasil panen, dan meningkatkan keberlanjutan perkebunan mereka secara keseluruhan, sebagaimana yang telah diuraikan dalam paragraf Bagaimana Perkebunan Regeneratif Bekerja? di atas.

regenerative agriculture training palm oil

Sesi Pelatihan Perkebunan Regeneratif pada Proyek BIPOSC

Mempromosikan Agroforestri

Selain mendorong praktik perkebunan regeneratif, kami proyek ini telah membangun 20 hektar plot percontohan agroforestri, untuk menunjukkan manfaat dari mengintegrasikan pohon, vegetasi lain, dan ternak ke dalam perkebunan kelapa sawit. Sebanyak 89 pekebun swadaya yang berpartisipasi telah mengadopsi agroforestri di lahan seluas 133,8 hektar. Setelah pelatihan, proyek ini mendukung para pekebun dengan memberikan mereka saran dan pendampingan pada saat pelatihan.

Membangun Keahlian Lokal: Program Farmer Champhion

Proyek ini juga telah melatih 27 Fasilitator Desa, yang bertugas sebagai ahli lokal terkait perkebunan berkelanjutan bagi pekebun swadaya dibawah naungan proyek. Mereka dipilih karena minat dan keterampilannya dalam praktik perkebunan berkelanjutan. Para fasilitator ini memainkan peran penting untuk memastikan bahwa pengetahuan dan praktik yang diajarkan selama sesi pelatihan diterapkan secara efektif di lapangan.

Bahrun adalah Farmer Champion yang bersemangat dan sangat terlatih. Selain menerapkan perkebunan regeneratif di lahannya, ia juga memproduksi pupuk organiknya sendiri dari kompos kotoran sapi dan sampah daun. “Setelah mempelajari tentang pengomposan, saya mulai membuat kompos di rumah. Hal ini membantu saya menghemat banyak biaya pupuk, dan saya merasa struktur tanah di lahan saya membaik—tidak lagi seperti tanah liat. Dengan uang yang saya hemat dari pupuk, saya juga memperoleh lebih banyak modal untuk membeli benih dan menanam tanaman lain, dengan menerapkan pendekatan agroforestri,” kata Bahrun.

smallholder farmer regenerative agriculture

Berjumpa dengan Bahrun, Pekebun yang menjadi Farmer Champion

Membangun Kapasitas Institusi: Koperasi Pekebun dan Composting Unit

Proyek BIPOSC telah memfasilitasi pembentukan koperasi pekebun, menyediakan bantuan teknis bagi para anggotanya untuk membangun kapasitas dalam mengelola usaha mereka. Koperasi ini memberi pekebun swadaya kekuatan kolektif untuk menegosiasikan harga yang lebih baik dan mengamankan pembiayaan untuk praktik perkebunan yang berkelanjutan.

Koperasi kolektif ini juga telah menjalankan Composting Unit (sebuah unit pengomposan). Dengan memproduksi kompos dalam skala besar dengan masukan dari pabrik di sekitar dan lahan pekebun, Composting Unit ini menghadirkan pupuk kompos kepada anggotanya dengan harga setengah dari harga pasar. Pada tahun pertama beroperasi pada tahun 2023, unit ini memproduksi 588 ton kompos, dan menghasilkan laba sebesar Rp421 juta. Keuntungan tersebut kemudian dibagikan kepada para anggotanya.

large scale composting

Composting Unit

Meningkatkan Akses terhadap Pendanaan:

Pekebun swadaya sering menghadapi kendala finansial untuk mengadopsi praktik berkelanjutan, seperti biaya penanaman kembali dengan varietas kelapa sawit yang lebih unggul dan tahan penyakit. Proyek ini membantu pekebun swadaya memanfaatkan pinjaman kredit mikro, khususnya untuk penanaman kembali – ditambah dengan pelatihan manajemen keuangan, hal ini memungkinkan pekebun untuk berinvestasi dalam keberlanjutan masa depan mereka.

Memberdayakan Perempuan dalam Perkebunan:

Proyek ini memahami peran penting yang dimainkan perempuan dalam perkebunan, dan telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan keterlibatan mereka. Proyek ini memberikan pelatihan tentang model bisnis untuk pendanaan awal, yang memungkinkan mereka untuk memulai atau memperluas sebuah usaha kecil. Pelatihan literasi keuangan semakin memberdayakan para perempuan ini untuk mengelola pendapatan mereka secara efektif, yang berkontribusi pada peningkatan mata pencaharian bagi diri mereka sendiri, dan keluarga mereka.

women smallholders

Perjalan Selanjutnya

BIPOSC bukan sekadar inisiatif, ini adalah sebuah blueprint untuk masa depan pekebun swadaya yang inklusif dan keberlanjutan. Dengan mempromosikan perkebunan regeneratif dan agroforestri, serta memberdayakan pekebun swadaya, proyek ini mengatasi beberapa tantangan paling mendesak yang dihadapi industri saat ini.

Seiring berjalannya waktu, keberhasilan proyek ini akan berperan penting dalam membentuk rantai pasokan minyak kelapa sawit yang lebih berkelanjutan dan setara. Bagi Musim Mas, L3F, SNV, ICRAF, dan ribuan pekebun swadaya yang terlibat, Proyek ini merupakan komitmen untuk tidak hanya meningkatkan keberlanjutan produksi minyak kelapa sawit, tetapi juga meningkatkan mata pencaharian mereka yang bergantung padanya. Berbagai mitra dalam proyek ini berkomitmen untuk lebih mendukung pekebun swadaya yang terlibat dan menjadikan BIPOSC sebagai model yang dapat dikembangkan atau ditiru lebih lanjut.

Pada dunia di mana konsumen dan regulator sama-sama menuntut transparansi dan keberlanjutan yang lebih besar, inisiatif BIPOSC membuka jalan bagi sektor perkebunan yang lebih bertanggung jawab dan tangguh. Keberlanjutan proyek ini menunjukkan bahwa pekebun swadaya yang mempraktikkan perkebunan berkelanjutan, termasuk perkebunan regenerative, akan dapat bertahan, untuk memastikan masa depan yang lebih cerah bagi industri minyak sawit Indonesia, dan lingkungan yang menjadi sandarannya.

 


 

Referensi: