Oleh Devane Sharma
Musim Mas melibatkan ahli ekologi dan konservasi keanekaragaman hayati dari South East Asia Rainforest Research Partnership (SEARRP), dan ilmuwan dari Universitas Oxford. Hal ini dilakukan untuk menganalisa kesehatan hutan-hutan daerah konservasi, berdasarkan 12 tahun data keanekaragaman hayati yang dikumpulkan oleh tim konservasi Musim Mas. Meski kami telah membagikan temuan kami dalam bentuk laporan, kali ini, kami berinteraksi langsung dengan para peneliti, untuk mengerti alasan ketertarikan mereka akan ekologi, serta mendengar momen paling mengesankan mereka saat bertugas.
Para Peneliti
Dr Jennifer Lucey, Knowledge Exchange and Research Fellow, University of Oxford; Senior Research Associate, SEARRP |
Dr Sarah Scriven, Post-Doctoral Research Associate, University of York (previously Oxford) |
Dr Jennifer Lucey adalah seorang Research and Knowledge Exchange Fellow, dan Impact & Innovation Lead untuk Departemen Biologi di Universitas Oxford. Ia juga seorang Senior Research Associate untuk SEARRP. Beliau menyelesaikan Pendidikan doktoralnya di Universitas York di mana beliau mempelajari efek fragmentasi hutan terhadap keanekaragaman hayati serangga di lanskap kelapa sawit di Sabah, Malaysia.
Sejak itu, beliau telah mengadakan riset mengenai regenerasi pohon dan ukuran hutan yang layak dikesampingkan serta mengelola program the SEnSOR, yang menginvestigasi dampak sertifikasi RSPO terhadap keanekaragaman hayati dan mata pencaharian. Beliau juga memiliki ketertarikan khusus dalam penerjemahan sains menjadi kebijakan dan praktik, bertujuan untuk meningkatkan hasil keanekaragaman hayati. |
Dr Sarah Scriven adalah peneliti post-doctoral di Universitas York. Selama beliau menekuni pendidikan doktoral serta berbagai proyek riset di Universitas York dan Universitas Oxford, beliau menjadi spesialis ekologi tropis dan konservasi. Riset beliau berfokus dalam mencari berbagai cara untuk mempromosikan keanekaragaman hayati dan konektivitas hutan di lanskap agrikultur tropis. Beliau menggabungkan analisa dataset keanekaragaman hayati dari perkebunan kelapa sawit di Asia Tenggara dengan teknik connectivity modeling untuk menguji dampak lingkungan dari sertifikasi keberlanjutan kelapa sawit.
Beliau juga telah bekerja dekat dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk para penanam kelapa sawit, untuk membantu menginformasikan manajemen dan memonitor praktik-praktik konservasi yang dikesampingkan dan meningkatkan keanekaragaman hayati dan konektivitas di lanskap kelapa sawit. |
Apa yang membuat anda memilih pekerjaan yang berhubungan dengan ekologi?
Jen – Saya terkagum akan margasatwa dan lingkungan semenjak saya kecil, dan impian saya dulu adalah menjadi seorang penjelajah hutan. Saat saya menempuh pendidikan ekologi di universitas, saya menjadi tertarik dengan cara menyeimbangkan keperluan sumber daya alam kita dengan keharusan kita untuk menjaga bumi. Saya memutuskan untuk menempuh karir sebagai ilmuwan untuk memecahkan masalah yang rumit ini.
Sarah – Saya selalu gemar menghabiskan waktu saya di luar ruangan, dan saya senang saat dikelilingi alam. Saya juga tertarik akan ilmu alam (sains) sejak usia dini, dan semenjak saya masuk universitas, saya ingin menjadi seorang guru SMA. Setelah mengambil kelas tentang ekologi, perilaku fauna dan perubahan global, saya membangun ketertarikan dalam bidang praktik konservasi. Saya memutuskan untuk menempuh karir di bidang ekologi untuk mengerti lebih dalam mengenai cara berbagai spesies merespon berbagai ancaman manusia serta mencari cara untuk membangun masa depan yang berkelanjutan bagi manusia dan alam.
Apa saja proyek-proyek yang paling menarik yang pernah anda kerjakan?
Jen – Riset doktoral yang saya tempuh dulu memberi saya waktu untuk melakukan penelitian serangga di hutan Borneo, di mana saya juga sempat kewalahan dengan keberagaman margasatwa yang ada di sana. Sejak itu, salah satu proyek yang paling menantang tapi bermanfaat bagi saya adalah membangun alat yang dapat memonitor keberagaman margasatwa ini dalam cara yang sesederhana mungkin, agar perusahaan-perusahaan kelapa sawit dan berbagai pekerja hutan dapat me-monitor secara efektif dan dapat mengelola daerah-daerah konservasi. Kami sekarang sedang di tahap akhir membangun aplikasi mobile.
Sarah – Saya telah cukup beruntung untuk mendapat kesempatan untuk terlibat di berbagai proyek yang menarik di Universitas York (di mana saya bekerja). Saya telah terlibat dalam suatu proyek yang meneliti bagaimana kupu-kupu utara merespon terhadap perubahan iklim di Inggris. Ini termasuk melakukan beberapa bulan praktik lapangan di dataran tinggi Skotlandia, sebuah pemandangan yang menakjubkan. Saya juga terlibat dalam program SEnSOR untuk beberapa tahun terakhir, di mana kami menguji dampak sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) terhadap keanekaragaman hayati area konservasi. Ini termasuk praktik lapangan di Borneo yang meneliti keberagaman jenis burung di area High Conservation Value (HCV).
Bagaimana cara anda terlibat dalam program Musim Mas biodiversity assessment report?
Jen – Saya telah bekerja dengan Musim Mas dan SEARRP untuk mengembangkan konsep dan desain proyek, dan sebagai peneliti utama, saya memimpin arahan ilmiah dalam proyek ini. Menyusun dan menyampaikan workshop akhir proyek di mana kami dapat membagikan penemuan kami dengan tim Musim Mas sangatlah menyenangkan.
Sarah – Saya bekerja dengan Musim Mas dan SEARRP untuk menyusun biodiversity assessment report, dan saya secara khusus bertanggung jawab atas urusan yang lebih teknis, termasuk pembersihan, penyortiran, dan analisa data keanekaragaman hayati. Pada akhir proyek, saya juga memimpin kegiatan manajemen data, bekerja dengan tim untuk mengorganisir dan menggunakan data mereka secara efektif. Saya menikmati waktu di mana saya membantu para staf membangun grafik tren kekayaan burung dengan berjalannya waktu berdasarkan data keanekaragaman hayati yang mereka kumpulkan. Semuanya sangat tertarik dan terlibat dalam mempelajari penemuan proyek tersebut.
Dr Jennifer Lucey dan Dr Sarah Scriven bersama Musim Mas Sustainability Team staff dalam sebuah workshop 2022
Dalam laporan Musim Mas ini atau dalam kunjungan-kunjungan sebelumnya, apakah menghadapi sesuatu yang membuat anda kaget atau telah menarik perhatian anda?
Jen – Analisa data memperlihatkan beberapa pola yang menarik dan tidak disangka yang menunjukkan bagaimana lokasi dan konteks lanskap sangatlah penting untuk mengerti dan mengartikan tren-tren keanekaragaman hayati. Mendiskusikan hasil-hasil ini dengan tim lapangan Musim Mas serta melihat beberapa kondisi lapangan sangat berharga untuk mengerti lebih dalam cara untuk membuat tujuan yang lebih realistis dan praktis.
Sarah – Saya sangat menikmati kunjungan lapangan Musim Mas beserta para staf perkebunan. Kunjungan tersebut merupakan kunjungan pertama saya ke Hutan Kerangas yang merupakan habitat yang sangat menarik. Saya senang belajar tentang ekologi hutan tipe ini beserta berbagai spesies yang ada di sana – tim lapangan Musim Mas menunjukkan saya beberapa tanaman Kantong Semar yang sungguh menarik! Saya juga menikmati diskusi dengan para tim lapangan mengenai pekerjaan konservasi di berbagai area konsesi Musim Mas serta masalah-masalah yang mereka temui saat bekerja di lapangan.
Tim SEARRP di hutan konservasi Musim Mas, Kalimantan
Perihal upaya konservasi, apa yang ingin anda lihat di lanskap kelapa sawit?
Jen – Anggota RSPO telah menyisihkan berbagai area penting untuk keanekaragaman hayati dan penyimpanan karbon, dan sekarang ada juga jaringan berharga untuk area konservasi di dalam lanskap perkebunan. Namun, area-area ini sering sekali terisolasi dan terdegradasi, mungkin karena sejarah penebangan atau api. Terdapat kesempatan besar tidak hanya untuk konservasi namun juga untuk meningkatkan area-area ini, contohnya, melalui penanaman pohon-pohon asli lokal. Fokus yang lebih besar dalam hal ini akan memajukan agenda sustainability dengan cara menghindari kehilangan lebih lanjut untuk secara aktif memulihkan habitat dan menempati posisi terdepan dalam memenuhi target global untuk mengembalikan hilangnya keanekaragaman hayati. Sangat menyenangkan melihat beberapa kegiatan restorasi yang dilakukan di salah satu perkebunan Musim Mas yang kami kunjungi.
Sarah – Saya ingin melihat lebih banyak lanskap terhubung, di mana area hutan yang tersisa di dalam kebun kelapa sawit (contoh, HCV dan area High Carbon Stock) dapat terhubung dengan area hutan yang lebih luas di lanskap yang lebih besar (contoh, Kawasan lindung) atau ke daerah HCV-HCS lainnya di kebun kelapa sawit sekitar. Hal ini dapat tercapai dengan cara mempertahankan dan/atau merestorasi tambalan hutan yang lebih kecil (contoh, ‘stepping stones’) atau koridor hutan untuk memperbolehkan pergerakan spesies-spesies di hutan. Menurut opini saya, pendekatan yurisdiksi terhadap sertifikasi kelapa sawit yang menunjukkan area-area HCV-HCS lintas distrik atau kabupaten dapat meningkatkan konektivitas hutan dan species persistence dalam area yang lebih besar dibanding sekarang.