Musim Mas
Language

Singapura – Pemain minyak sawit terbesar di dunia telah mengambil langkah yang signifikan dalam mencapai keberlanjutan, dengan berkomitmen pada Sustainable Palm Oil Manifesto yang menetapkan standar baru yang lebih tinggi bagi petani, pedagang, pengguna akhir dan pemangku kepentingan lainnya. Manifesto mewajibkan pembaharuan komitmen untuk produksi yang berkelanjutan pada semua rantai suplai dan merupakan langkah penting bagi industri untuk mengatur arah dalam mencapai Perkebunan yang berkelanjutan.

Manifesto berkomitmen untuk tidak melakukan penebangan hutan liar, menciptakan rantai suplai yang dapat dilacak dan transparan, dan melindungi Lahan Gambut , sambil memastikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat lokal dan masyarakat di mana kelapa sawit ditanam. Standar-standar ini lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), dimana semua penanda tangan adalah anggota RSPO.

Lima perusahaan minyak sawit terbesar di industri, bersama-sama memproduksi lebih dari 9% minyak sawit dunia merupakan pihak pertama yang menandatangani manifesto. Mereka adalah Sime Darby Plantation, IOI Corporation Berhad, Kuala Lumpur Kepong Berhad, Grup Musim Mas dan Asian Agri. Para penandatangan lainnya juga merupakan pembeli terbesar di dunia.

Penandatangan ini, bersama dengan pedagang minyak sawit global, Wilmar International, juga akan mendanai penelitian untuk menentukan area yang termasuk hutan dengan stok karbon tinggi dan untuk menetapkan ambang batas karbon stok dengan memperhitungkan faktor-faktor lingkungan, sosial ekonomi dan politik di situasi ekonomi yang sedang berkembang.

Berbeda dari area dengan nilai konservasi tinggi (HCV) yang merupakan daerah yang sangat penting dari segi nilai ekologi, sosial dan budaya, HCS memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menetapkan batas dan nilai-nilai yang tepat yang tidak akan menghambat perkembangan ekonomi negara dan memastikan bahwa masalah lingkungan dapat ditangani. Penelitian tersebut akan menetapkan dan menentukan metode penilaian serta ambang batas untuk hutan HCS yang akan ditiadakan dari pengembangan Perkebunan kelapa sawit di masa depan.

Sementara penandatangan mencakup banyak pemain utama industri, manifesto tersebut merupakan undangan terbuka untuk semua pemangku kepentingan dalam rantai nilai minyak sawit, termasuk masyarakat sipil dan kelompok-kelompok lingkungan, untuk berpartisipasi dan bekerja sama untuk meningkatkan pergerakan dalam upaya menuju keberlanjutan.

“Manifesto ini bertujuan untuk meningkatkan batas standar keberlanjutan dan menetapkan standar baru di sektor Perkebunan. Ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk melampaui standar RSPO yang ketat dan mempercepat dampak positif bagi industri kami”, kata Ketua Eksekutif Musim Mas Group.

Tan Sri Dato ‘Seri Mohd Bakke Salleh, Presiden dan Chief Executive Sime Darby Group mengatakan bahwa “Meskipun banyak petani sawit secara konsisten telah meningkatkan kinerja keberlanjutan mereka selama lima tahun terakhir, Sustainable Palm Oil Manifesto menempatkan komitmen mereka secara tertulis dan menyerukan kepada seluruh industri untuk mengikuti langkah mereka”.

Sustainable Palm Oil Manifesto bertujuan untuk membangun komitmen yang telah ada pada Roundtable for Sustainable Palm Oil (RSPO). Prinsip dan Kriteria RSPO ini telah membentuk dasar untuk pertumbuhan, produksi, pengolahan dan perdagangan minyak sawit berkelanjutan. Saat ini, Manifesto merupakan satu-satunya standar keberlanjutan yang ada di industri minyak nabati global, menjadikan Minyak kelapa sawit sebagai satu-satunya minyak nabati yang diproduksi dalam skala besar yang menganut standar sosial dan lingkungan yang ketat.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

Carolyn Lim
Corporate Communications
media@musimmas.com
+65 6576 4770

Catatan:

  • Informasi lebih lanjut mengenai studi HCS akan dirilis lebih lanjut bulan ini.
  • Silahkan klik di sini untuk keterangan lebih lanjut mengenai  Manifesto.

Latar Belakang kelapa sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak yang paling efisien di dunia (satu hektar kelapa sawit memproduksi minyak 4-6 kali lebih per hektar dari tanaman yang paling efisien lainnya) dan sangat penting untuk memenuhi permintaan global untuk minyak nabati yang sehat. Dengan meningkatnya kemakmuran dan perubahan persyaratan diet yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi di negara-negara seperti China dan India, kebutuhan akan minyak yang diproduksi secara efisien sangat penting.

Pada tahun 2012, kelapa sawit menyumbang 32% minyak dunia dan lemak yang dihasilkan. Namun, kelapa sawit hanya menyumbang 5,5% dari penggunaan lahan dunia yang digunakan untuk budidaya benih penghasil minyak. Sebagai perbandingan, kacang kedelai menggunakan 40,1% lahan dunia untuk budidaya benih penghasil minyak dan hanya 22,4 % dari minyak global dan lemak yang dihasilkan. Penggunaan lahan kelapa sawit bahkan lebih kecil, kurang dari 1% apabila dibandingkan dengan total lahan yang digunakan untuk Perkebunan di dunia.

Pada tahun 2012, dari 53,1 juta ton minyak sawit yang diproduksi, 8,2 juta ton minyak telah memperoleh sertifikasi minyak sawit berkelanjutan (Certified Palm Oil-CSPO). Namun, tingkat permintaan terus jatuh jauh dari suplai yaitu sekitar 3,5 juta ton.