Program Petani Swadaya Musim Mas buka akses untuk petani swadaya ke pasar global melalui sertifikasi RSPO
Jakarta, 21 September 2022 – Musim Mas, salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia, hari ini mengumumkan bahwa gabungan petani swadaya peserta program pelatihan petaninya telah berhasil menjual minyak sawit berkelanjutan bersertifikasi RSPO kepada pembeli internasional melalui platform perdagangan RSPO.
Sebanyak 2.295 petani swadaya anggota asosiasi petani di Provinsi Sumatera Utara (Rantauprapat), dan Provinsi Riau (Pelalawan, Rokan Hilir, dan Rokan Hulu), berhasil meraup hampir Rp 11 miliar dari transaksi tersebut. Bila digabungkan dengan penjualan pada tahun 2020 dan 2021, maka keempat asosiasi ini telah membukukan sebanyak Rp 18,7 miliar.
Asosiasi-asosiasi ini merupakan bagian dari program Training for Smallholders dan sertifikasi RSPO yang dimulai lima tahun yang lalu sebagai bagian dari Indonesian Palm Oil Development for Smallholders (IPODS). Musim Mas mengembangkan IPODS bersama International Finance Corporation (IFC) sebagai upaya mendorong dan memberdayakan petani kelapa sawit swadaya mendapatkan sertifikasi dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang diakui secara global.
“Mendapatkan sertifikasi RSPO merupakan pencapaian penting bagi petani swadaya karena ini akan membuka lebih banyak pintu bagi mereka untuk menjual minyak sawit kepada pembeli global yang membutuhkan kelapa sawit berkelanjutan,” kata Rudman Simanjuntak, Manager of Independent Smallholder Musim Mas.
Mengintegrasikan petani swadaya ke dalam rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan
Petani swadaya mengelola 41% dari total perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Mereka memainkan peran penting dalam produksi kelapa sawit untuk pasar domestik dan internasional. Mereka juga memegang kunci bagi peningkatan jumlah minyak sawit yang memenuhi standar keberlanjutan (RSPO dan ISPO). Namun, petani swadaya terkendala oleh kurangnya pengetahuan teknis dan akses terhadap bibit sawit yang berkualitas serta pembiayaan yang terbatas. Petani swadaya bergantung pada teman dan tetangga yang kebanyakan juga tidak mendapatkan pelatihan pertanian yang cukup
Musim Mas melibatkan petani swadaya secara langsung dan memberikan pelatihan agronomis, akses terhadap bantuan finansial dan pasar global,serta pelajaran tentang persyaratan hukum . Pelatihan ini menggunakan kurikulum komprehensif yang mencerminkan Prinsip & Kriteria (P&C) dari RSPO untuk membantu petani memperkecil kesenjangan antara kebiasaan bertani mereka dengan standar praktik yang menjadi syarat sertifikasi RSPO. Petani yang bersertifikat RSPO memiliki akses ke rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan dan pasar premium secara global.
“Mencoba mengubah industri adalah sebuah proses — model rantai pasokan dari kredit RSPO adalah titik masuk penting bagi petani swadaya untuk mendapatkan sertifikat berkelanjutan,” kata Guntur Cahyo Prabowo, Acting Head of Smallholders RSPO Indonesia. “Dalam jangka panjang, upaya mereka akan membantu mengubah pasar menjadi industri yang lebih adil secara sosial dan ramah lingkungan. Premi yang diterima petani bukan hanya sebuah peluang bisnis yang layak tetapi juga penghargaan atas kontribusi mereka terhadap transformasi pasar.”
Mendorong kewirausahaan
Musim Mas, sebagai salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia yang telah tersertifikasi secara 100% oleh RSPO memandang penting berinvestasi pada petani swadaya. Program Training for Smallholders merupakan bagian dari komitmen Musim Mas untuk meningkatkan taraf hidup petani kelapa sawit swadaya di daerah terpencil Indonesia. Program ini membantu petani swadaya mendapatkan akses ke pembiayaan sehingga memungkinkan peremajaan pohon sawit yang sudah tua, menanam benih berdaya hasil tinggi, dan mengelola kebun sawit mereka, seraya memenuhi standar sertifikasi.
Kebanyakan petani swadaya bertani di lahan yang relatif kecil; rata-rata sekitar dua hektar. Banyak yang tidak mengenal metode pertanian modern berbasis sains sebelum bergabung dengan program pelatihan Musim Mas. “Satu hal penting yang kami pelajari dari program ini adalah fokus memaksimalkan hasil pohon yang sudah ada, bukan menambah lahan dengan menebang hutan,” kata Kateni, Ketua Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Negeri Seribu Kubah (APSKS NSK) di Riau. “Pelatihan ini mengajarkan anggota kami cara menanam kelapa sawit yang lebih baik dan berkelanjutan.”
Program pelatihan juga mencakup modul tentang manajemen keuangan dan kesehatan serta gizi. “Bergabung dengan program pelatihan dan kemudian menjadi petani bersertifikat RSPO telah meningkatkan kualitas hidup kami secara signifikan, dan kami berterima kasih untuk itu,” kata Joko Prasetyo, Ketua Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Pelalawan Siak (APSKS PS) di Riau. “Anggota kami sangat bangga diakui sebagai petani berkelanjutan dan bertanggung jawab.”
Sertifikasi RSPO membuka pasar baru
Dengan memperoleh sertifikasi RSPO, petani swadaya memenuhi syarat untuk bergabung dengan platform perdagangan PalmTrace RSPO. Menjual di platform memungkinkan petani swadaya mendapatkan premium dari produksi kelapa sawit bersertifikat mereka. Karena produk yang diperdagangkan di PalmTrace sudah tersertifikasi sebagai kelapa sawit berkelanjutan, banyak perusahaan besar global menggunakan platform RSPO ini sebagai sumber pasokan. Transaksi terakhir oleh empat asosiasi petani ini melibatkan perusahaan global sebagai pembeli, yaitu Unilever, Nestlé, ACT Commodities, dan Waitrose Ltd.
“Pembelian kredit RSPO sangat penting untuk mendorong produksi minyak sawit berkelanjutan bersertifikat dan memastikan rantai pasokan yang berkelanjutan,” kata Rudman Simanjuntak, Manager of Independent Smallholders Musim Mas. “Seiring makin besarnya program kami, kami bertekad membantu lebih banyak petani swadaya menikmati keuntungan dari sertifikasi”.
Mengingat petani swadaya bergantung pada alam sekitarnya untuk mata pencaharian mereka, penting untuk mempromosikan budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan untuk memastikan ketahanan dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Ikhsan Gunawan, Ketua Perkumpulan Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Rokan Hulu (PPSKS Rohul) di Riau, mengatakan, “Kami dulu menanam kelapa sawit dengan cara-cara lama, dan tidak pernah membayangkan bisa berbisnis dengan perusahaan internasional. Sertifikasi RSPO memungkinkan hal itu terjadi.”
“Memberdayakan petani swadaya merupakan hal mendasar bagi pendekatan Unilever terhadap sumber berkelanjutan,” kata Rauf Prasodjo, Senior Manager of Sustainable Sourcing di Unilever. “Smallholders sangat penting untuk keberhasilan rantai pasokan berkelanjutan, dan kami tahu bahwa berinvestasi dalam sertifikasi petani swadaya melalui RSPO dan membeli kredit terkait dapat mendorong perubahan positif.”
Mégane Chesné, Global Sustainable Sourcing Leader, Palm Oil di Nestlé, berkata, “Mendukung smalholders untuk berproduksi secara berkelanjutan merupakan bagian integral dari ambisi kami untuk memajukan sistem pangan regeneratif dalam skala besar. Kami akan terus bekerja sama dengan pemasok langsung kami seperti Musim Mas untuk membantu meningkatkan ketahanan dan mata pencaharian petani kelapa sawit, termasuk membeli kredit RSPO dari petani swadaya untuk mendukung perjalanan mereka menuju produksi minyak sawit berkelanjutan.”
Detail Kontak Musim Mas
Untuk informasi tambahan, silakan hubungi:
Reza Rinaldi Mardja, Corporate Communications
Email: Communications@musimmas.com
Hp: +62-811-606-3237
Tentang Musim Mas
Musim Mas adalah salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia yang beroperasi di 13 negara di Asia-Pasifik, Eropa, dan Amerika. Kegiatan operasional utamanya berada di Indonesia, yang mencakup budidaya hingga penyulingan dan manufaktur. Melalui tenaga kerja global, Musim Mas terus melakukan pengembangan yang inovatif dan berkelanjutan, memastikan kualitas produk, keamanan, dan efisiensi berjalan seiring dengan perkembangan industri.
Sebagai salah satu pemain utama di industri kelapa sawit, Musim Mas beraspirasi untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, mendorong era baru yang berkelanjutan di industri ini dengan inovasi. Untuk itu, Musim Mas mengambil langkah aktif untuk melampaui standar keberlanjutan yang diakui industri dan akan terus melangkah dalam menanggapi masalah industri kritis dalam upaya untuk berkontribusi pada industri dan dunia yang lebih berkelanjutan.
Tentang program Training for Smallholders
Musim Mas bersama dengan International Finance Corporation (IFC), anggota Bank Dunia, mengembangkan Indonesian Palm Oil Development for Smallholders (IPODS) pada tahun 2015 menyusul studi diagnostik pada petani oleh IFC pada tahun 2013. IPODS telah diujicobakan di empat pabrik Musim Mas di Sumatera Utara (Rantauprapat) dan Riau (Pelalawan, Rokan Hilir, dan Rokan Hulu).
Program tersebut kemudian direplikasi dan diperluas hingga mencakup 36.000 petani swadaya yang menggarap lebih dari 76.800 hektar di Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan), Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
Program Training for Smallholders berupaya meningkatkan mata pencaharian petani swadaya dengan mengintegrasikan mereka ke dalam rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan. Integrasi tersebut tidak hanya membuahkan keuntungan finansial saja, tetapi juga nilai-nilai berkelanjutan yang membawa manfaat bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.