Musim Mas
Language
Search Menu

Kuala Lumpur – The Sustainable Palm Oil Manifesto (SPOM) akan meluncurkan High Carbon Stock Science Study (HCS +)pada tanggal 11 Desember 2015. Sebagai anggota dari SPOM, Musim Mas memandang hasil penelitian tersebut sebagai langkah penting dalam pengembangan metodologi HCS. Didukung oleh prinsip pembangunan berkelanjutan, HCS + melestarikan hutan primer, hutan yang memiliki tingkat moderat dari gangguan penebangan dan hutan sekunder tua.

Ke depannya, Musim Mas akan melakukan uji coba metodologi HCS + dan Metodologi Pendekatan HCS di daerah operasi mereka untuk membandingkan hasil konservasi dan pengembangan, serta kepraktisan implementasi. Uji coba ini akan memberikan informasi tentang diskusi lebih lanjut pada aspek yang saling melengkapi dan mendukung konvergensi dari dua metodologi ini. Musim Mas akan melakukan uji coba ini di konsesi yang terletak di Papua, provinsi dari Indonesia.

Uji coba ini penting bagi kedua metodologi untuk menilai kepraktisan karena adanya landskap yang berbeda dengan berbagai konteks yang lebih luas: lanskap terfragmentasi, hutan menengah dan lanskap hutan tinggi. Metodologi ini penting untuk untuk mengalamatkan aspirasi masyarakat lokal dan Petani kecil . Yang paling penting, industri perlu menyelaraskan HCS + dan Pendekatan HCS sedapat mungkin untuk mengadopsi satu metodologi yang dapat didukung sebagai alat HCS oleh Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Pada periode interim selama pelaksanaan uji coba, Grup perusahaan akan mempertahankan moratorium dengan tujuan untuk mencapai konvergensi dari kedua metodologi. Musim Mas akan mengembangkan peta jalan untuk melaksanakan uji coba lapangan, menetapkan target waktu dan menjabarkan perkembangan dalam laporan perkembangannya.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Carolyn Lim
Corporate Communications
media@musimmas.com
+65 6576 4770

Tentang High Carbon Stock Study dan Metodologi HCS +

HCS Science Study dicetuskan atas dasar karya ilmiah yang ada pada stok karbon. Metode ilmiah yang kuat dan sistematis digunakan untuk membangun alat penilaian untuk jumlah stok karbon di atas tanah, sementara pendekatan konsultatif digunakan untuk  dengan pemerintah dan para ahli terkemuka di bidang sosial ekonomi untuk membantu memperdalam pemahaman tentang minyak sawit yang berkelanjutan. Studi ini dilakukan selama 12 bulan dan dengan mengharap masukan dari berbagai pemangku kepentingan dari dua tahap konsultasi publik.

Metodologi yang dikembangkan oleh studi yang dinamakan HCS +, menekankan pengembangan kelapa sawit secara adil, transparan, bebas dari konflik, pengembangan kelapa sawit netral bebas konflik dan karbon netral. Didasarkan pada standar  Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), HCS +membutuhkan implementasi penuh dan kepatuhan terhadap Prinsip dan Kriteria RSPO, dan prinsip Bebas, Didahulukan dan Diinformasikan (FPIC). HCS+ juga merekomendasikan kontrak sosial yang lebih kuat sehingga menciptakan nilai yang merata antara perusahaan dengan masyarakat, karyawan dan pemegang saham; sebuah ketaatan terhadap ketentuan HCS, dan perlindungan aktif, baik hutan HCS, daerah dengan Nilai Konservasi Tinggi (NKT), atau hutan-hutan lain disekitarnya dan masih aktif dilindungi sehingga mencapai karbon konversi lahan yang netral. Apabila dilakukan dengan baik, pengembangan kelapa sawit dapat menciptakan manfaat ekonomi dan sosial yang nyata, meminimalkan dampak lingkungan, dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan.