Musim Mas
Language

Jakarta, 12 Desember 2023 – Musim Mas Group, salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia, hari ini memaparkan hasil implementasi Women Smallholders Program, sebuah program pemberdayaan bagi petani Perempuan dan istri petani kelapa sawit binaan Musim Mas di provinsi Riau. Implementasi program perdana yang dilaksanakan pada bulan Mei – Oktober 2023 di tiga kabupaten di Riau ini, dinilai berhasil, dan akan diteruskan untuk diterapkan di wilayah lain tahun depan. Musim Mas juga membuka peluang kolaborasi bagi stakeholders yang ingin menjalankan program ini.

Salah satu pilar Kebijakan Keberlanjutan Musim Mas adalah meningkatkan taraf hidup Petani, Pekerja, dan Masyarakat. Karena itu, kesejahteraan petani swadaya kelapa sawit merupakan salah satu fokusnya. Sejak tahun 2015, perusahaan ini telah menginisiasi program pemberdayaan petani swadaya dengan melatih para petani swadaya kelapa sawit untuk praktik-praktik perkebunan yang baik. Program ini menjadi program petani swadaya terbesar di Indonesia dengan melibatkan 42.900 petani di 6 provinsi di Indonesia.

“Di samping komitmen kami untuk terus mengembangkan program pemberdayaan petani swadaya yang dimiliki, kami juga memandang bahwa Perempuan memiliki peranan penting bagi keluarga dan keberlanjutan industri kelapa sawit. Karena itu, Women Smallholders Program dihadirkan untuk memberdayakan petani perempuan dan istri petani melalui berbagai pelatihan yang menekankan aspek sosial-ekonomi agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki, sehingga mereka mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi lebih di dalam keluarga. Dari survey terhadap calon peserta yang kami lakukan sebelum program ini di mulai, modul pelatihan yang akan dijalankan terkait dengan nutrisi dan kesehatan keluarga, literasi keuangan, dan peluang bisnis rumahan.” Jelas Linda Wati, Women Smallholders Program – Project Leader, Musim Mas.

Women Smallholders Program dimulai dengan pelatihan nutrisi dan kesehatan keluarga. Musim Mas berkolaborasi dengan dua akademisi dari Universitas Sumatera Utara (USU), yaitu Dr. Fotarisman Zaluchu, S.K.M, M.P.H dan Dr. Putri C. Eyanoer, MS.Epi, Ph.D, untuk melaksanakan program pelatihan dengan materi yang dituangkan dalam tiga modul: ‘Generasi Sehat, Keluarga Sehat’ yang berisi nutrisi keluarga; ‘Emas Dari Dalam Kandungan’ mengenai gizi balita dan pola asuh; dan, ‘Sehat Diri, Sehat Sekitar’ yang menjelaskan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Pelatihan perdana ini diikuti oleh 500 perempuan dari tiga kabupaten: Rokan Hilir, Rokan Hulu, dan Pelalawan. Melalui tiga kali tatap muka, dengan materi yang berbeda, pelatihan menggunakan pendekatan participatory, reflective, dan interactive, mengombinasikan modul dengan games, diskusi, dan aktivitas peserta. Tujuannya agar peserta dapat mengingat keseluruhan materi untuk digunakan dalam praktik perilaku secara mandiri setelah pelatihan selesai.  Sebelum setiap pertemuan dilakukan, para peserta juga menjalani cek kesehatan berupa pencatatan berat dan tinggi badan, tekanan darah, kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol. Program pelatihan yang berlangsung selama enam minggu ini juga menggunakan metode pendampingan perilaku menggunakan kalender kesehatan dan grup whatsapp.

Dikenal sebagai peneliti, penulis, pelatih, dan Dosen di Program Studi Antropologi Sosial di FISIP USU, Dr. Fotarisman Zaluchu, S.K.M., M.P.H memaparkan, “Melihat dan mengetahui latar belakang peserta yang sebagian besar awam dengan istilah-istilah kesehatan, kita harus bisa memberikan informasi yang mudah dipahami oleh mereka. Kami mengembangkan teknik belajar yang edukatif tetapi menyenangkan, di mana penyampaian materi dilakukan secara dialogis, melibatkan indra, dan membangkitkan semangat. Kami menyampaikan materi sesuai dengan konteks keseharian mereka, dan dari awal, menjelaskan juga kesulitan-kesulitan yang akan mereka hadapi. Model pembelajaran seperti ini ternyata menyenangkan bagi mereka.”

Sedangkan pengamatan Dr. Putri C. Eyanoer, MS.Epi., Ph.D., peneliti dan konsultan yang juga Dosen Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran USU, “Program ini memiliki framework yang tepat dengan memilih para ibu sebagai target peserta pelatihan. Pengaruh Ibu pada keluarga terlihat dengan mengajak suami untuk hidup sehat, tentu dengan segala keterbatasannya. Efek domino memang hanya bisa didapat melalui komitmen yang kuat untuk mewujudkannya. Mulai dari mengajak suami untuk ikut menerapkan apa yang didapat dalam pelatihan, sehingga bisa merasakan manfaatnya bersama, dan melalui unggahan di grup whatsapp, dapat memotivasi ibu dan pasangan lain untuk melakukan program bersama.”

Dari sisi peserta, Roslina Tampubolon, petani Perempuan di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, mengatakan,”Kalau memikirkan masa depan anak saya, saya ingin sehat. Saya merombak habis kebiasaan, dan beralih mengonsumsi makanan sehat, sehingga kini dari bangun tidur, rasanya penuh energi. Saya juga berbagi dan mengajak keluarga dan teman-teman untuk hidup sehat.”

Musim Mas optimis bahwa program ini bisa terus dikembangkan dan diterapkan di daerah-daerah lainnya, mengingat program ini berkontribusi langsung dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, khususnya Tanpa Kelaparan (nomor 2), Kesetaraan Gender (nomor 5), serta Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (nomor 8). Perluasan program juga dapat dilakukan dengan memberdayakan para petani Perempuan atau istri petani yang sudah mendapatkan pelatihan untuk berbagi dengan anggota keluarga atau komunitasnya, “Setelah pelatihan nutrisi dan kesehatan keluarga, selanjutnya kami akan merancang pelatihan terkait literasi keuangan dan peluang bisnis rumahan. Karena itu, Musim Mas menyambut baik seluruh stakeholders yang ingin berkolaborasi, untuk meningkatkan kehidupan keluarga petani swadaya di Indonesia.” Tutup Linda.

 

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

Reza Rinaldi Mardja

Indonesia Communications Lead, Musim Mas Group

M. +62 811-6063-237

E. communications@old-musim-mas.mediatropy.com

 

Tentang Musim Mas

Musim Mas Group adalah salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia yang beroperasi di 13 negara di Asia-Pasifik, Eropa, dan Amerika. Kegiatan operasional utamanya berada di Indonesia, yang mencakup budidaya hingga penyulingan dan manufaktur. Melalui tenaga kerja global, Musim Mas terus melakukan pengembangan yang inovatif dan berkelanjutan, memastikan kualitas produk, keamanan, dan efisiensi berjalan seiring dengan perkembangan industri.

Sebagai salah satu pemain utama di industri kelapa sawit, Musim Mas beraspirasi untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, mendorong era baru yang berkelanjutan di industri ini dengan inovasi. Untuk itu, Musim Mas mengambil langkah aktif untuk melampaui standar keberlanjutan yang diakui industri dan akan terus melangkah dalam menanggapi masalah industri kritis dalam upaya untuk berkontribusi pada industri dan dunia yang lebih berkelanjutan.

Tentang program Pemberdayaan Petani Swadaya Musim Mas

Musim Mas bersama dengan International Finance Corporation (IFC), anggota Bank Dunia, mengembangkan Indonesian Palm Oil Development for Smallholders (IPODS) pada tahun 2015, menyusul studi diagnostik pada petani oleh IFC pada tahun 2013. IPODS telah diujicobakan di empat pabrik Musim Mas di Sumatera Utara (Rantauprapat) dan Riau (Pelalawan, Rokan Hilir, dan Rokan Hulu).

Sejak 2017, Musim Mas telah membuat dan menerapkan modul pelatihan Training for Smallholders, yang mengimplementasikan Good Agriculture Practices (praktik-praktik agrikultur yang baik), dan mendorong petani swadaya untuk mendapatkan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil  (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Pelatihan dilakukan bagi para petani swadaya di area Musim Mas beroperasi. Program ini berupaya meningkatkan taraf hidup petani swadaya dengan mengintegrasikan mereka ke dalam rantai pasok minyak kelapa sawit berkelanjutan. Integrasi tersebut tidak hanya membuahkan keuntungan finansial saja, tetapi juga nilai-nilai berkelanjutan yang membawa manfaat bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.

Pada tahun 2020, program Training for TrainersSmallholders Hub dikembangkan bekerjasama dengan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian (BPPP) Kabupaten/Kota, untuk melatih para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Program ini ditujukan untuk melatih lebih banyak lagi petani swadaya kelapa sawit di seluruh Indonesia.

Program tersebut terus berkembang, dan saat ini telah merangkul 42.900 petani swadaya yang menggarap lebih dari 87.700 hektar di Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan), Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.