Indonesia, 24 Juni 2021 – Empat kelompok petani dari program petani sawit Musim Mas baru saja menjual Kredit Petani Swadaya Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) mereka kepada perusahaan consumer goods Unilever, PepsiCo, dan Nestlé.
Ketiga kelompok petani ini, yang mendapatkan sertifikasi RSPO tahun lalu, berlokasi di sekitar pabrik Musim Mas, yaitu PT Siringo Ringo (SRR), PT Bahana Nusa Interindo (BANI), PT Sinar Agro Raya (SAR), dan PT Indomakmur Sawit Berjaya (ISB), di Provinsi Riau dan Sumatera Utara.
Berkat kesepakatan tersebut, para petani ini akan menerima Rp 6 miliar (sekitar USD 430.000), yang akan digunakan untuk mempertahankan kelompok petani dan sertifikasi RSPO serta meningkatkan mata pencaharian mereka. Program petani sawit Musim Mas ini dikembangkan dan diimplementasikan bersama dengan IFC (International Finance Corporation), anggota Bank Dunia. IFC memimpin negosiasi dengan Unilever, PepsiCo, dan Nestlé, atas nama kelompok petani ini.
Ketua dari keempat kelompok petani menerima cek seremonial dari Musim Mas untuk merayakan pencapaian tersebut.
Petani yang terdaftar dalam program Musim Mas dihadapkan pada kurikulum yang terdiri dari praktik pertanian yang baik, praktik manajemen terbaik, dan modul di luar agronomi, seperti literasi keuangan. Selain itu, program ini mendorong petani untuk mengelompokkan diri ke dalam kelompok petani dan menjalani sertifikasi RSPO. Bersama dengan IFC, 2.092 petani kini bersertifikat RSPO dan menerima kredit RSPO dari 18.386 MT IS CSPO dan 2.068 MT IS CSPKO yang diproduksi. Program petani sawit adalah bagian dari kebijakan keberlanjutan Musim Mas untuk meningkatkan mata pencaharian dan mengintegrasikan petani ke dalam rantai suplai minyak sawit bebas deforestasi dan bebas eksploitasi.
Ini adalah gelombang kedua petani dari program Musim Mas yang berhasil mendapatkan akses ke pasar minyak sawit berkelanjutan bersertifikat. Tahun lalu, dua kelompok petani dari program tersebut menjual Kredit Petani Swadaya RSPO mereka ke Unilever. Musim Mas meningkatkan jangkauannya ke petani swadaya melalui konsep “Smallholders Hub”. Dalam Hub pra-kompetisi, Musim Mas melatih petugas penyuluh desa pemerintah untuk memberikan pelatihan kepada petani di daerah mereka.
“Untuk mendapat sertifikasi RSPO dibutuhkan komitmen yang teguh dari para petani ini, yang harus dihargai secara adil. Pengakuan oleh pelanggan kami atas tantangan dan pencapaian petani sangat penting demi mencapai rantai suplai yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Olivier Tichit, Direktur Rantai Pasokan Berkelanjutan kami dari Musim Mas. “Kami berharap pencapaian ini akan mendorong lebih banyak petani swadaya untuk memulai perjalanan keberlanjutan mereka.”
“Tanpa tekanan dan permintaan minyak sawit berkelanjutan dari pembeli dan konsumen, kemungkinan hasilnya adalah minyak sawit yang lebih tidak berkelanjutan. Unilever, PepsiCo, dan Nestlé memimpin transisi ke pasar yang lebih berkelanjutan tanpa meninggalkan petani dengan membeli Kredit Petani RSPO,” kata Guntur Cahyo Prabowo, Manajer Program Petani RSPO, Indonesia.
“Bagi Unilever, petani adalah inti dari strategi kami untuk mengatasi deforestasi dan meningkatkan mata pencaharian dalam rantai suplai minyak sawit,” kata Martin Huxtable, Direktur Sumber Berkelanjutan, Unilever. “Dengan berinvestasi dalam kredit petani RSPO, kami dapat secara langsung memberi insentif dan mendukung mata pencaharian dan praktik pertanian berkelanjutan dari petani swadaya sembari mengamankan pasokan minyak sawit yang lebih berkelanjutan untuk produk kami.”
“PepsiCo mengucapkan selamat dan berterima kasih kepada para petani dan tim di lapangan atas upaya mereka untuk menghasilkan minyak sawit berkelanjutan. Kami sangat senang untuk mendukung inisiatif progresif ini. Meningkatkan inklusi petani dalam rantai suplai global dan pembelian kredit petani swadaya adalah komitmen kebijakan PepsiCo dan kami harap dapat melanjutkan kerja sama ini di masa depan,” kata Natasha Schwarzbach, Sustainable Commodities di PepsiCo.
Emily Kunen, Global Climate Delivery Leader, Forests di Nestlé mengatakan, “Tidak boleh ada satupun yang tertinggal jika kita ingin benar-benar mengatasi masalah deforestasi. Inklusi petani dalam rantai suplai adalah inti dari strategi Hutan Positif kami. Kami akan terus membeli dari pemasok yang secara aktif melestarikan dan memulihkan hutan sembari mempromosikan mata pencaharian yang berkelanjutan dan menghormati hak asasi manusia.”