Perkembangan Tumpahan Palm Fatty Acid Distillate di Sumatera Barat

Tindakan perbaikan yang dilakukan oleh tim tanggap darurat WIM mencakup pembersihan perairan secara menyebar, serta memantau dan melakukan patroli dengan kapal untuk memastikan sisa-sisa PFAD telah bersih di sekitar Teluk Bayur, termasuk pulau-pulau sekitarnya seperti pulau Pasir dan Sinyaru.

Untuk memantau dampak jangka menengah hingga jangka panjang dari tumpahan minyak terhadap kualitas perairan, maka sampel telah dikumpulkan dibeberapa pos pemeriksaan diwilayah tersebut yang dilakukan bersamaan dengan beberapa instansi pemerintah.

Kami sangat prihatin dengan dampak yang ditimbulkan dari kejadian tumpahan PFAD terhadap ekosistem laut. Oleh karena itu, segera setelah tumpahan terjadi, kami membentuk kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), untuk melakukan penilaian dampak yang ditimbulkan terhadap perairan di Teluk Bayur, dan hasilnya diperkirakan akan dirilis dalam waktu sekitar tiga bulan.

Pada 28 September 2017, salah seorang karyawan WIM mendapati salah satu tangki penyimpanan mengalami kebocoran, dan segera dengan sigap mengaktifkan siaga tanggap darurat. Adapun salah satu penyebab kebocoran tangki tersebut berasal dari faktor eksternal. Melalui konsultasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kami memahami bahwa sebelumnya terjadi gempa bumi dengan intensitas berkisar sekitar 1,0 sampai 6,2 skala richter, dimana gempa tersebut mengguncang Padang hingga frekuensi sebanyak sekitar 76 kali perbulan. Frekuensi gempa yang tinggi tersebut berdampak terhadap ketahanan tangki penyimpanan. WIM akan terus melakukan pengecekan terhadap tangki-tangki yang ada.

Pihak WIM membantu memberikan segala bantuan yang diperlukan dan bekerjasama dengan pihak berwenang setempat untuk menginvestigasi kejadian ini.