London – Kelompok perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia, termasuk Wilmar, Sime Darby dan Musim Mas, bersama dengan Orangutan Land Trust dan sejumlah pakar konservasi satwa liar dan LSM, hari ini mengumumkan peluncuran Aliansi PONGO, sebuah inisiatif baru yang ditujukan untuk mendukung pengelolaan orang utan dan satwa liar lainnya di lanskap kelapa sawit.
Meskipun terdapat persepsi luas mengenai budidaya kelapa sawit yang tidak sesuai dengan perlindungan satwa liar, penelitian terbaru yang dilakukan oleh LSM Borneo Futures untuk Orangutan Land Trust dan Wilmar International, menunjukkan bahwa ada beberapa cara agar industri kelapa sawit dan orangutan dapat hidup berdampingan.
Perusahaan kelapa sawit, yang merupakan anggota Aliansi PONGO, mengakui tanggung jawab mereka untuk memastikan bahwa budidaya kelapa sawit dapat dilakukan dengan meminimaliasi dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati lokal dan berkomitmen untuk mempromosikan penggunaan pengembangan lanskap yang berkelanjutan (disebut ‘pendekatan lanskap’) di seluruh Pulau Borneo. Pendekatan lanskap tidak hanya di satu tempat konsesi kelapa sawit atau konsesi lainnya, tetapi di ekoregion secara keseluruhan karena satwa liar tidak hanya tinggal di dalam batas-batas konsesi tertentu, namun mereka bergerak melintasi keseluruhan bentang alam yang mereka anggap sebagai habitat alami mereka.
Ginny Ng Siew Ling, Forest Sustainability Manager with Wilmar International, berkomentar: “Pendekatan Aliansi PONGO melibatkan semua pemangku kepentingan di lapangan, termasuk perusahaan kelapa sawit, pemerintah daerah dan masyarakat lokal untuk menerapkan praktek pengelolaan terbaik untuk melindungi orangutan dan satwa liar dalam lanskap kelapa sawit.”
Orangutan adalah spesies yang terancam punah, yang populasinya telah berkurang lebih dari setengah selama 50 tahun terakhir karena perburuan liar, penebangan liar dan pertanian intensif. Saat ini, populasi orangutan terbesar di dunia terdapat di pulau Borneo, yang dimiliki oleh tiga negara, yaitu, Indonesia, Malaysia dan Brunei.
Sertifikasi RSPO dan kebijakan perusahaan mengenai “Melarang Deforestasi, Melarang penanaman di Lahan Gambut dan Melarang eksploitasi”, memberikan dampak positif dalam keberlangsungan hidup spesies yang ada, seperti yang tertulis di Borneo Futures, salah satu anggota dari Aliansi. Namun, masih ada sekitar 10.000 orangutan yang hidup dalam konsesi kelapa sawit non-sertifikasi dimana beresiko punah jika habitatnya tidak dikelola dengan baik.
Dr. Erik Meijaard, seorang peneliti independen di Center of Excellence for Environmental Decisions (sebuah kemitraan antara lima universitas di Australia) dan pendiri Borneo Futures, menyatakan: “Penelitian kami menunjukkan bahwa pendekatan kolaboratif di tingkat lanskap dapat mengurangi perburuan satwa liar. Sekarang, langkah selanjutnya adalah meningkatkannya dan melakukan diskusi dengan semua perusahaan kelapa sawit yang memiliki orangutan di konsesi mereka di wilayah Borneo untuk membahas rencana aksi bersama.”
The PONGO Alliance diluncurkan pada saat konferensi tahunan European Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di London pada tanggal 13 Juni, 2017.
Sekilas Mengenai PONGO Alliance
The Palm Oil & NGO (PONGO) Alliance didirikan pada tahun 2015. Misi Aliansi ini adalah untuk mencegah kepunahan orangutan yang hidup di konsesi kelapa sawit di pulau Borneo. Aliansi akan terlibat dengan pemerintah daerah dan perusahaan kelapa sawit baik yang bersertifikasi maupun tidak bersertifikat di Borneo untuk membantu menerapkan pengelolaan lanskap berkelanjutan (‘pendekatan lanskap’) di seluruh pulau. Pendekatan lanskap memerlukan semua pemangku kepentingan lokal mendiskusikan dan menyetujui ekosistem yang perlu dikecualikan dari pembangunan karena nilai ekologis ataupun budaya mereka. Aliansi PONGO mengumpulkan semua anggota industri dan LSM, yang kebanyakan berasal dari negara penghasil dan perdagangan kelapa sawit – Indonesia, Malaysia dan Singapura – yang percaya bahwa cara terbaik untuk mencapai hasil nyata dalam konservasi satwa liar adalah melakukan kolaborasi antara semua pemangku kepentingan di lapangan. Anggota saat ini meliputi:
- Musim Mas (grower)
- Wilmar (grower)
- Sime Darby (grower)
- PT ANJ Agri (grower)
- United Plantation Bhd (grower)Borneo Futures
- Orangutan Information Centre
- Orangutan Land Trust (LSM)
- Fauna & Flora International (LSM)
- HUTAN (Kinabatangan Orangutan Conservation Programme) (LSM)
- SOS (Sumatran Orangutan Society) (LSM)
- International Animal Rescue (LSM)
- Borneo Rhino Alliance (LSM)
- Zoo Copenhagen (kebun binatang)
For media enquiries please contact:
Carolyn Lim
Corporate Communications,Musim Mas
Holdings, Singapore
Direct: + (65) 6576 4770
carolynwy.lim@mmh-global.com
Maria Linkova-Nijs
Hill+Knowlton Strategies/ PONGO Alliance EU
Communications team
Mobile: +32 497 050912
Maria.Linkova@hkstrategies.com