Musim Mas
Language
Search Menu

Oleh Tiffany Goh

Tersisa beberapa hari sebelum bulan suci Islam, Ramadhan, berakhir. Bangun Hapsoro, manajer kami yang berbasis di anak perusahaan kami, PT Sukajadi Sawit Mekar, sedang diuji kesabarannya tahun ini.

Ramadhan biasanya ditandai dengan pertemuan keagamaan dan bersilahturami dengan keluarga dan teman. Sesuai dengan pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menekan penyebaran COVID-19, langkah-langkah physical distancing harus diperhatikan.

“Tahun ini, Ramadhan membawa tantangan baru. Hal ini akan berbeda bagi saya,” kata Bangun. “Saya telah mengamati Ramadhan di Perkebunan setiap saat,”

Perkebunan biasanya terletak jauh dari kota. Lokasi geografisnya membantu melindungi Bangun dan rekan-rekannya dari virus, tetapi itu tidak berarti mereka sepenuhnya aman dari virus. Oleh karena itu Musim Mas melakukan upaya proaktif untuk menjaga kesehatan dan keselamatanpekerja kami di Perkebunan dan pabrik dari penyebaran COVID-19.

Sebagai bagian dari dukungan kami terhadap pemerintah, kami telah mengembangkan pedoman tambahan mengenai langkah-langkah keselamatan di Perkebunan untuk memastikan kolega kami dapat merayakan Ramadhan dan Idul Fitri dengan nyaman:

Sholat di rumah

Bangun merindukan pergi ke masjid dengan rekan-rekannya untuk sholat, karena hal tersebut memberinya rasa hubungan yang mendalam dengan sesama Muslim. Tapi itu tidak membuatnya kesal.

“Masjid-masjid ditutup, tetapi mari kita jadikan rumah kita masjid kita sendiri. Kita tidak bisa keluar untuk bersilahturami, tetapi kita dapat menghangatkan kembali hubungan kita dengan keluarga kita,” katanya. “Lagi pula, ini tentang Ramadhan, bukan?”


Bangun tinggal di rumah bersama keluarganya untuk sholat malam dan resital Al-Quran.

Berbuka puasa di rumah

Bagi Rudi Sharta, yang juga berbasis di PT Sukajadi Sawit Mekar, Ramadhan lebih banyak mengenai silahturami dan juga doa. Dengan langkah-langkah pencegahan baru, dia tidak punya pilihan selain membatalkan makan malam puasa tahunannya dengan rekan-rekannya.

Fakta bahwa ia tinggal di rumah selama bulan Ramadhan membawa ayah tiga orang anak ini lebih dekat dengan keluarganya, “Senang mengetahui bahwa kita akan duduk sebagai keluarga dan berbuka bersama. Meskipun lebih tenang dari biasanya, saya harus tetap bersyukur.”


Keluarga Rudi menikmati makanan buatan sendiri untuk berbuka puasa..

Rudi dan keluarganya menghabiskan lebih banyak waktu bersama dengan menonton sesi langsung Ramadhan melalui TV-nya di rumah.

Membatalkan Rencana Mudik

Ketakutan terhadap penyebaran virus telah menyebabkan pemerintah melarang berpergian tahunan banyak orang selama Idul Fitri atau secara lokal dikenal sebagai Mudik. Bersama dengan Serikat PekerjaIndonesia, Musim Mas mendukung dan menegakkan larangan di seluruh operasinya di Indonesia.

Namun demikian, bonus insentif Hari Raya tambahan akan diberikan kepada mereka yang tidak melakukan mudik ke kampung halaman mereka selama Idul Fitri. Untuk meminimalkan perjalanan berbelanja mereka, kami memberikan paket berupa sabun cuci tangan, pembersih lantai anti-bakteri, dan minyak goreng kepada pekerja kami.


Bagi kolega kami, berada dalam isolasi diri tidak berarti mereka harus diisolasi. Mereka menggunakan aplikasi panggilan video untuk berbicara dengan keluarga dan teman mereka.

Merayakan Idul Fitri di Perkebunan adalah hal baru bagi Rudi. Meskipun situasinya kadang-kadang mengecewakan karena ia tidak dapat mengunjungi keluarga besarnya di Bengkulu, Indonesia, tetapi ia dan rekan-rekannya memahami bahwa memutus rantai Covid-19 harus menjadi upaya kolektif.

“Bagaimanapun, saya masih bisa tetap berhubungan dengan keluarga saya melalui aplikasi perpesanan. Meskipun kami tidak dapat merayakan Ramadhan seperti yang biasa kami lakukan, tapi ini tentang memerangi sesuatu yang lebih besar,” kata Rudi.