Musim Mas
Language
Search Menu

By Stephanie Lim


Iswinarti (Atas) adalah salah satu dari 250 keluarga di Bintan dengan sistem pengolahan air limbah, Safe Water Gardens (SWG), yang dipasang untuk meningkatkan kualitas air, sanitasi, dan kebersihan (WASH).

Iswinarti merasa lega karena dia dan ketiga anaknya tidak lagi menderita diare kronis sejak sistem pengolahan air limbah, Safe Water Gardens (SWG), dipasang setengah tahun yang lalu di rumahnya di desa Kawal, Bintan, Indonesia. Kelegaannya bermula dari kekhawatiran bahwa 370 anak meninggal setiap hari dari pengolahan air limbah yang buruk di Indonesia [1].

Diare kronis sering disebabkan oleh air yang buruk, sanitasi, dan kebersihan (WASH), sehingga dapat menyebabkan kematian pada anak-anak [2]. WASH yang buruk begitu lazim di kalangan keluarga Indonesia, sehingga diare menjadi penyebab kematian urutan keenam, pada tahun 2016 [3].

Efek buruk berantai akibat hidup disekitar air yang terkontaminasi

Banyak toilet di rumah tangga berpenghasilan rendah hanya berupa lubang rendam tradisional, sebuah ruang berpori yang memungkinkan air untuk meresap ke tanah. Karena tidak tertutup dengan baik, dan sering meluap saat musim hujan, toilet ini menyebarkan patogen yang mencemari makanan dan air. Selain itu, limbah yang diolah secara tidak layak dari lubang rendam mencemari sumur air sekitar (bagian atas dari sumber air tanah).

Penyakit yang bersumber dari kualitas air yang buruk berdampak pada keluarga, mulai dari kematian anak, keuangan terkuras akibat tagihan medis, dan kehadiran sekolah yang rendah, terutama untuk gadis yang sedang menstruasi [4].

Safe Water Garden (SWG) lebih dari sekedar sistem pengelolaan air limbah

Memasang SWG di satu rumah biayanya kuranng dari USD 300, sama dengan biaya pemasangan lubang rendam. SWG tidak hanya mengelola air limbah, tetapi juga mendaur ulang air untuk menyuburkan kebun (gambar di bawah).


Skema dasar unit Safe Water Garden (SWG).

Tanaman di kebun membantu menyerap nutrisi dari air limbah, yang dapat mencemari air tanah atau sumur sekitar. Setiap keluarga mendapatkan sumber makanan tambahan, dan menghemat biaya untuk perawatan kesehatan, sehingga meningkatkan ketahanan pangan. Penduduk setempat biasanya menanam makanan pokok seperti pisang dan cabe rawit, dan tanaman-tanaman ini relatif mudah dirawat.


(Atas) Pohon pisang menjulang lebih tinggi dari rumah-rumah karena ditanam di kebun dengan SWG.


(Atas) Anak-anak bermain di taman tanpa takut terkontaminasi.

Tim SWG melakukan pemeriksaan rutin ke setiap keluarga untuk menyempurnakan pengolahan air limbah. SWG masih dalam tahap percontohan, tetapi kerumitan pemasangan pipa misalnya, dapat diselesaikan sehari.


Pemilik rumah Iswinarti dan Dedi dari tim SWG, berdiri di kebun di depan sistem SWG yang telah ditingkatkan setelah pemeriksaan rutin.

Faktor pendorong peningkatan kualitas air, sanitasi, dan kebersihan (WASH) di Bintan, Indonesia

Faktor pendorong peningkatan kualitas air, sanitasi, dan kebersihan (WASH) di Bintan, Indonesia
SWG adalah inisiatif LooLa Adventure Resort, yang dijalankan oleh co-founder Dr. Marc van Loo beserta tim lokalnya. “Harapan kami adalah setiap warga desa mendapat manfaat dari SWG dan menikmati sistem sanitasi yang bebas perawatan,” kata Dr. van Loo. “Tantangannya adalah meyakinkan orang-orang di tingkat pedesaan bahwa sistem ini menguntungkan mereka, sehingga mereka akan menggerakkan permintaan.”


(Atas) Dr. Marc van Loo, salah satu pendiri SWG, membahas panduan konstruksi dengan staf lokalnya, Conty.

Musim Mas setuju bahwa WASH yang buruk mempengaruhi semua orang di seluruh desa, dengan dampak negatif bagi kesehatan, pendapatan rumah tangga, hingga pendidikan. Meskipun air bersih sudah dapat diakses oleh masyarakat di Perkebunan kami, kami yakin dapat berbuat lebih banyak untuk masyarakat di desa-desa sekitar. Dukungan Musim Mas atas proyek uji coba SWG adalah bagian dari upaya kami meningkatkan akses ke air yang lebih aman bagi semua.

1 Palm Oil And Children In Indonesia: Exploring the sector’s impact on children’s rights. UNICEF, 2016. https://www.unicef.org/indonesia/Palm_Oil_and_Children_in_Indonesia.pdf
2 Water, sanitation and hygiene interventions and the prevention of diarrhoea. World Health Organization (WHO), 2011. http://www.who.int/elena/titles/bbc/wsh_diarrhoea/en/
3 Indonesia. Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), n.d.. http://www.healthdata.org/indonesia
4 Palm Oil And Children In Indonesia: Exploring the sector’s impact on children’s rights. UNICEF, 2016. https://www.unicef.org/indonesia/Palm_Oil_and_Children_in_Indonesia.pdf